Bursa

Bursa Saham Asia Bergerak Hati Hati Menjelang Keputusan The Fed

Bursa Saham Asia Bergerak Hati Hati Menjelang Keputusan The Fed
Bursa Saham Asia Bergerak Hati-Hati Menjelang Keputusan The Fed

JAKARTA - Awal pekan ini, bursa saham Asia bergerak hati-hati, menunggu kepastian kebijakan moneter global yang dipimpin Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Investor menilai pasar hampir pasti akan menyambut langkah pelonggaran suku bunga, sekaligus menantikan sinyal pemangkasan lebih lanjut.

Seiring dengan The Fed, sejumlah bank sentral lain juga menjadi sorotan pekan ini. Bank of Canada diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, sementara Bank Rakyat China (PBoC) mungkin memangkas salah satu suku bunga acuannya karena pertumbuhan ekonomi yang lesu. Di sisi lain, Bank of Japan (BoJ) dan Bank of England (BoE) diperkirakan mempertahankan kebijakan saat ini, sehingga fokus investor tetap tertuju pada pergerakan The Fed.

Pasar kini memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,0%–4,25%. Peluang pemangkasan lebih agresif hingga 50 basis poin hanya sekitar 4%. Investor menantikan proyeksi suku bunga berikutnya (dot plot) dan arahan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, terkait strategi kebijakan jangka menengah.

Menurut Andrew Hollenhorst, Chief U.S. Economist Citi, “Kami memperkirakan Powell akan menegaskan risiko pelemahan tenaga kerja meningkat, sehingga setelah memangkas 25 bps, kemungkinan besar dia akan mengarahkan ke pemangkasan beruntun pada pertemuan selanjutnya.”

Sementara itu, tekanan politik turut memengaruhi sentimen pasar. Presiden Donald Trump kembali menyerang The Fed, menuding Powell “tidak kompeten” dan menyalahkannya atas tekanan di pasar perumahan, yang menambah ketidakpastian bagi investor.

Pergerakan Pasar Asia

Libur di Jepang membuat perdagangan di beberapa bursa Asia relatif sepi. Euro stabil di level US$ 1,1727, sementara dolar AS sedikit menguat ke ¥147,77. Indeks berjangka Eurostoxx 50 naik 0,2%, FTSE turun 0,2%, dan DAX tercatat flat.

Futures Nikkei berada di 44.570, sedikit di bawah penutupan pekan lalu 44.768, setelah pekan sebelumnya menguat lebih dari 4%. Bursa Korea Selatan naik 0,4% ke level rekor baru, terdorong optimisme investor terhadap sektor teknologi AI dan reformasi pasar domestik. Indeks MSCI Asia Pasifik (di luar Jepang) turun tipis 0,1%, mencerminkan kehati-hatian investor menghadapi data ekonomi global.

Obligasi, Komoditas, dan Data Ekonomi

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun bertahan di 4,07%, setelah sempat menyentuh level terendah lima bulan di 3,994% pekan lalu. Pelemahan data ketenagakerjaan memperkuat spekulasi pelonggaran agresif The Fed.

Data penting yang akan dirilis pekan ini mencakup penjualan ritel, output industri, perumahan, dan klaim pengangguran AS. Dari China, penjualan ritel dan produksi industri dijadwalkan hari ini, dengan ekspektasi perbaikan terbatas. Sementara itu, pejabat AS dan China memulai putaran baru pembicaraan dagang di Madrid, dengan isu seperti batas waktu divestasi TikTok dan tarif terhadap impor China terkait minyak Rusia.

Harga minyak relatif stabil, dengan Brent di US$ 67,01 per barel dan WTI sedikit naik ke US$ 62,77 per barel. Harga emas turun tipis 0,1% ke US$ 3.639 per troy ons, masih mendekati rekor tertinggi pekan lalu US$ 3.673,95 per troy ons.

Kondisi pasar Asia yang hati-hati ini mencerminkan kombinasi ketidakpastian kebijakan moneter dan geopolitik global. Investor kini lebih selektif dalam menempatkan modal, sambil menunggu sinyal lebih jelas dari The Fed dan data ekonomi yang akan datang.

Dengan agenda pekan yang padat, termasuk keputusan suku bunga bank sentral utama, data ekonomi, serta dinamika politik dan perdagangan internasional, pelaku pasar diprediksi akan mengadopsi strategi konservatif di awal pekan ini. Bursa saham Asia pun kemungkinan tetap bergerak terbatas, menunggu kepastian kebijakan yang lebih jelas untuk memicu pergerakan signifikan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index