JAKARTA - Indonesia, yang dikenal memiliki potensi luar biasa dalam energi panas bumi, semakin memantapkan langkahnya dalam mendorong transisi energi terbarukan. Salah satu langkah signifikan menuju pengembangan energi hijau tersebut adalah penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan perusahaan energi raksasa asal Turki, Zorlu Enerji Elektrik Üretim A.Ş. Kesepakatan ini menandai era baru kerja sama dalam pengembangan energi panas bumi yang tidak hanya bermanfaat bagi Indonesia, tetapi juga bagi tujuan transisi energi bersih global.
PGE dan Zorlu Enerji Menandatangani Kesepakatan Strategis
Pada Kamis (10/4), di Ankara, Turki, kedua perusahaan ini resmi menandatangani JSA yang bertujuan untuk menggali potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Wilayah Izin Panas Bumi milik Zorlu Enerji di Turki. Penandatanganan tersebut dihadiri oleh Direktur Utama PT PGE, Julfi Hadi, yang mengungkapkan pentingnya kerjasama ini bagi kedua negara dalam mempercepat terwujudnya transisi menuju energi bersih secara global.
“Melalui JSA dengan Zorlu Enerji ini, PGE berharap dapat mempercepat transfer teknologi, membangun rantai pasok industri panas bumi yang kokoh di Indonesia, serta menarik lebih banyak investasi untuk pengembangan energi terbarukan, khususnya energi panas bumi,” kata Julfi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.
Kerja sama ini juga merupakan tindak lanjut dari Nota Kerja Sama (Memorandum of Cooperation) yang telah ditandatangani oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turki, yang terjadi setelah kunjungan kenegaraan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Februari 2025.
Potensi Panas Bumi Indonesia yang Belum Tergarap Maksimal
Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, area yang terkenal dengan aktivitas vulkaniknya, menjadikannya salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia. Potensi energi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 28,5 gigawatt (GW), tersebar di lebih dari 300 titik lokasi di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Papua. Meski begitu, hingga kini hanya sekitar 10-12 persen dari potensi tersebut yang dimanfaatkan secara optimal.
Julfi Hadi menambahkan bahwa panas bumi bukan hanya sekadar sumber daya alam yang terbarukan, tetapi juga aset strategis nasional. "Dengan cadangan mencapai 24 GW, Indonesia memiliki sekitar 40 persen dari total potensi panas bumi dunia. Oleh karena itu, Indonesia berpotensi menjadi pemain besar dalam mendorong transisi energi bersih secara masif di tingkat global," tegas Julfi.
Panas Bumi: Energi Bersih yang Tidak Bergantung pada Cuaca
Panas bumi menjadi salah satu komponen penting dalam upaya dunia mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang berpotensi merusak lingkungan. Salah satu keunggulan utama energi panas bumi adalah kestabilannya, yang tidak bergantung pada cuaca atau waktu tertentu, berbeda dengan energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya dan angin yang hanya dapat beroperasi pada kondisi tertentu. Dengan keunggulan tersebut, panas bumi menjadi sumber energi yang dapat diandalkan untuk mendukung transisi menuju energi bersih secara berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia pun telah memasukkan energi panas bumi sebagai bagian dari strategi nasional untuk mencapai net zero emission (emisi nol karbon) pada 2060. Ini menunjukkan komitmen serius Indonesia dalam mempercepat pengurangan emisi karbon dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Kerja Sama Strategis Indonesia-Turki: Peluang Investasi Energi Hijau
Zorlu Enerji, sebagai salah satu pemain terbesar dalam industri energi panas bumi di Turki, menyambut baik kerja sama ini. Perusahaan ini percaya bahwa Indonesia dan Turki, yang keduanya memiliki potensi besar dalam pemanfaatan energi panas bumi, akan saling mendukung dalam mencapai tujuan transisi energi bersih global.
"Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen bersama antara kedua negara untuk memperkuat industri energi panas bumi di tingkat global. Kami sangat percaya bahwa panas bumi adalah sumber energi bersih yang tidak hanya menjanjikan ketahanan energi, tetapi juga memberikan peluang besar dalam menciptakan ekonomi hijau yang berkelanjutan," ujar seorang perwakilan dari Zorlu Enerji.
Bagi Indonesia, kemitraan ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang untuk mempercepat transfer teknologi panas bumi, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung pertumbuhan industri energi terbarukan di dalam negeri. Tak hanya itu, kerja sama ini juga memberi peluang besar untuk pengembangan berbagai produk sampingan panas bumi, seperti hidrogen hijau, silika, dan kredit karbon.
PGE Targetkan Peningkatan Kapasitas Energi Panas Bumi
Sebagai bagian dari target pengembangan kapasitas, PT Pertamina Geothermal Energy menargetkan peningkatan kapasitas terpasang dari 672 megawatt (MW) menjadi 1 gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan. Dalam jangka panjang, PGE menargetkan kapasitas terpasang mencapai 1,7 GW pada tahun 2034. Dengan berbagai inisiatif strategis seperti kerja sama ini, perusahaan berharap dapat mengoptimalkan potensi energi panas bumi yang ada, sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
“Kerja sama dengan Zorlu Enerji ini merupakan langkah penting dalam mempercepat pemanfaatan energi panas bumi secara optimal. Kami juga berharap ini bisa mendorong hilirisasi sektor energi terbarukan di Indonesia,” ujar Julfi Hadi. Dalam hal ini, hilirisasi industri energi terbarukan dapat mendorong terciptanya produk-produk turunan yang tidak hanya bermanfaat untuk kebutuhan domestik, tetapi juga berpotensi menembus pasar global.
Diversifikasi Bisnis Hijau: Dari Listrik ke Hidrogen Hijau
Salah satu langkah yang sedang dijajaki dalam kerja sama ini adalah potensi diversifikasi bisnis hijau yang lebih luas, melampaui hanya sekedar pembangkitan listrik. "Selain listrik, sinergi ini juga memungkinkan potensi diversifikasi bisnis hijau yang lebih luas, termasuk pemanfaatan produk sampingan panas bumi seperti hidrogen hijau, silika, dan kredit karbon," jelas Julfi.
Pengembangan hidrogen hijau, misalnya, bisa menjadi solusi bagi Indonesia dalam menghasilkan energi bersih yang dapat digunakan di berbagai sektor, termasuk transportasi dan industri. Silika yang dihasilkan dari proses panas bumi juga memiliki berbagai aplikasi, salah satunya dalam industri elektronik dan konstruksi.
Harapan untuk Masa Depan Energi Terbarukan Indonesia
Melalui kerja sama ini, Indonesia berharap tidak hanya meningkatkan kapasitas energi panas bumi dalam negeri, tetapi juga menjadikan sektor energi terbarukan sebagai pilar utama dalam perekonomian hijau yang berkelanjutan. Pemerintah dan perusahaan seperti PGE berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat energi terbarukan global yang mampu memenuhi kebutuhan energi domestik dengan cara yang ramah lingkungan.
“Kerja sama ini diharapkan tidak hanya memperkokoh hubungan strategis antara Indonesia dan Turki, tetapi juga membuka peluang besar untuk mempercepat transisi menuju energi bersih. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun di sektor panas bumi, Zorlu Enerji akan menjadi mitra yang sangat berharga bagi Indonesia dalam mengembangkan potensi energi hijau ini,” tutup Julfi Hadi.
Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin serius dalam mendorong pengembangan energi terbarukan, yang tidak hanya bermanfaat untuk ketahanan energi nasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian dan lingkungan global.