JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk harus menghadapi kenyataan bahwa sejumlah proyek tol yang telah direncanakannya tak lagi termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) baru. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029, yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 10 Februari 2025.
Dalam Perpres tersebut, lima proyek tol yang sebelumnya digarap sebagai PSN adalah Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo, Tol Yogyakarta-Bawen, Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan, Tol Probolinggo-Banyuwangi, dan Tol Akses Patimban. Namun, kini tiga proyek pertama tak lagi termasuk dalam daftar PSN yang baru, menyisakan hanya Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Tol Akses Patimban.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur, memberikan pernyataan resmi mengenai langkah-langkah yang akan diambil oleh perusahaan untuk menavigasi perubahan ini. "Jasa Marga akan melaksanakan proyek sesuai tanah yang sudah tersedia.
Jasa Marga telah mengandalkan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk pembebasan tanah bagi proyek PSN. Meski demikian, Subakti menjelaskan bahwa tidak semua proyek terpengaruh secara signifikan. "Kecuali Tol Akses Patimban ya. Tol Akses Patimban kan PSN-nya mungkin sedikit, beberapa tanah aja," tuturnya lebih lanjut.
Perkembangan ini menyoroti tantangan baru bagi Jasa Marga dalam melanjutkan proyek tolnya. Walau demikian, Subakti tetap optimis. "Tapi kita prinsipnya bangun. Tanahnya siap, kita bangun," katanya menambahkan optimisme akan proyek-proyek tol yang masih berlanjut.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, empat PSN jalan tol yang baru ditetapkan dalam RPJMN 2025-2029 adalah: jalan tol terintegrasi dengan utilitas di Sumatera yang dilaksanakan oleh BUMN sebagai penugasan, Jalan Tol Serang-Panimbang di Banten, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi di Jawa Timur, dan Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban.
Kehilangan status sebagai PSN tentu berdampak pada percepatan, anggaran, serta prioritas pelaksanaan proyek. Dengan tidak terdaftarnya proyek tol besar seperti Tol Solo-Yogyakarta-NYIA dan Tol Japek II Selatan, Jasa Marga harus menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan pendanaan serta alokasi sumber daya yang diperlukan agar proyek tetap berjalan sesuai jadwal.
Terkait itu, Jasa Marga telah menyatakan komitmennya untuk tetap menjalankan proyek yang tidak lagi masuk dalam daftar PSN. Komitmen tersebut didasari oleh keyakinan bahwa proyek-proyek tersebut masih memiliki nilai ekonomi dan manfaat sosial yang signifikan bagi masyarakat.
"Selaras dengan misi kami, meskipun tidak lagi menjadi PSN, kami berkomitmen untuk tetap menyelesaikan proyek demi meningkatkan konektivitas antar daerah dan merangsang pertumbuhan ekonomi setempat," jelas Subakti.
Salah satu kebijakan strategis yang diambil Jasa Marga adalah fokus pada efisiensi operasional dan peningkatan manajemen proyek. Dengan memaksimalkan pengunaan teknologi dan inovasi dalam proses konstruksi hingga pemeliharaan, proyek dapat diselesaikan dengan lebih hemat waktu dan biaya.
Pergeseran status ini juga mengundang perhatian sejumlah ahli infrastruktur yang melihatnya sebagai tantangan sekaligus peluang bagi Jasa Marga untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan inovasi pada proyek yang mereka kerjakan. Transformasi menuju penyedia layanan infrastruktur modern menjadi salah satu jalan keluar yang disebut-sebut dapat mendorong daya saing Jasa Marga di tengah perubahan lanskap pembangunan nasional.
Di sisi lain, masyarakat dan pengamat pembangunan infrastruktur menantikan bagaimana Jasa Marga dapat mengatasi kendala proyek tol yang tidak lagi mendapatkan dukungan penuh pemerintah. Apakah ini akan menghambat progres, atau sebaliknya, justru memicu inovasi baru di dalam tubuh perusahaan?
Saat ini, meskipun tantangan tersebut dihadapi Jasa Marga dengan sikap proaktif, banyak yang berharap agar pemerintah turut memberikan pendampingan untuk menjamin proyek-proyek penting tetap dapat berjalan. Penyelesaian tepat waktu dari jaringan tol di berbagai daerah memang sangat dinantikan demi menjawab kebutuhan masyarakat akan konektivitas yang lebih baik di seluruh wilayah Indonesia.
Satu hal yang pasti, Jasa Marga akan terus memastikan bahwa kualitas dan komitmen dalam membangun infrastruktur berkualitas tinggi untuk masyarakat dan negara tetap menjadi prioritas utama mereka, apa pun status penugasan proyek tersebut.