JAKARTA - Suasana Apel Besar dan Halal Bihalal Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang digelar di halaman Kantor Gubernur di Palangka Raya, baru-baru ini, menjadi sorotan setelah terjadi insiden yang mengundang perhatian. Gubernur Kalteng, H. Agustiar Sabran, secara tegas menyampaikan peringatan serius mengenai bahaya judi online, narkoba, dan pungutan liar (pungli) yang semakin meresahkan. Namun, peringatan tersebut diwarnai dengan kejadian yang tidak terduga: seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) terdengar tertawa di tengah sambutan yang serius.
Dalam sambutannya, Agustiar menyoroti peningkatan kasus judi online yang semakin marak di wilayah Kalteng. Bahkan, ia mengungkapkan dengan prihatin bahwa Kalimantan Tengah kini menempati posisi ketiga secara nasional dalam hal angka judi online. Ia pun menegaskan bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja dan memberikan peringatan tegas kepada seluruh ASN dan tenaga kontrak di lingkungan pemerintah provinsi untuk tidak terlibat dalam kegiatan ilegal tersebut.
Judi Online: Ancaman yang Makin Marak di Kalteng
Gubernur Agustiar membuka pidatonya dengan menyampaikan kekhawatirannya mengenai fenomena judi online yang berkembang pesat, menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Ia menyebutkan dengan gamblang, “Judi online ini di Kalteng termasuk nomor tiga di Indonesia. Hebat, berarti Kalteng makmur sekali. Tapi saya ingatkan, apalagi yang tenaga kontrak atau tekon, jangan coba-coba menyentuh hal-hal ini.”
Pernyataan tersebut menggambarkan betapa seriusnya situasi yang terjadi di provinsi tersebut, di mana judi online telah meresap ke berbagai sektor kehidupan, mengancam moralitas dan ketertiban sosial. Gubernur Agustiar dengan tegas mengingatkan agar tidak ada ASN maupun tenaga kontrak yang terlibat dalam judi online, dan ia menegaskan bahwa pemerintah provinsi tidak akan menoleransi praktik tersebut. Peringatan ini sangat relevan, mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh perjudian online, yang tidak hanya merugikan individu, tetapi juga merusak reputasi lembaga pemerintah yang seharusnya menjadi contoh dalam hal integritas.
Namun, saat gubernur sedang berbicara serius tentang masalah tersebut, muncul gangguan yang tidak terduga dari peserta apel. Beberapa peserta, termasuk salah satu ASN, tertawa saat mendengarkan pidato yang penuh peringatan itu. Hal ini langsung menarik perhatian Gubernur Agustiar, yang dengan nada keras meminta agar insiden tersebut segera diperbaiki.
Teguran Langsung kepada ASN yang Tertawa di Tengah Pidato
Gubernur Agustiar yang mendengar tawa tersebut, tidak tinggal diam. Ia langsung menanggapi dengan serius dan menegur ASN yang dianggap tidak menghormati momen penting tersebut. “Jangan tertawa ya. Coba, dinas mana itu? Yang keras tertawanya itu! Pimpinan ngomong, ikut ngomong juga. Tertawa terdengar sampai ke sini. Kalau laki-laki sudah saya suruh langsung ke sini. Untuk perempuan kalau perempuan, saya tidak berani. Itu salah satu contoh dari attitude tadi,” ujar Agustiar dengan nada yang tegas.
Teguran tersebut menggambarkan betapa pentingnya sikap dan etika dalam setiap acara resmi pemerintahan. Gubernur menegaskan bahwa sebagai aparatur negara, setiap ASN harus menunjukkan sikap yang baik dan menghargai proses-proses yang berlangsung dalam rangkaian acara resmi. Ia menekankan bahwa etika dan penghormatan terhadap pidato atau sambutan yang diberikan adalah hal yang tidak bisa ditawar.
Kepala BKD Kalteng Menyikapi Insiden Tertawa ASN
Menanggapi insiden tersebut, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Tengah, Lisda Arriyana, memberikan penjelasan bahwa meskipun tidak ada pelanggaran aturan yang jelas terkait kejadian tersebut, tetapi hal itu menyangkut masalah etika. “Dari segi aturan memang tidak ada pelanggaran, tapi secara etika, tentu perlu diberikan pembinaan. Kami akan koordinasikan dengan OPD terkait agar ASN yang bersangkutan diberikan pencerahan,” ujar Lisda Arriyana.
Lisda menambahkan bahwa meskipun kejadian tersebut bisa saja dianggap sebagai kekhilafan, namun pihaknya akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai pentingnya sikap dan etika di lingkungan pemerintahan. Pihaknya berencana untuk melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memastikan bahwa masalah etika seperti ini tidak terulang di masa mendatang.
Apresiasi terhadap Partisipasi ASN dan Tenaga Kontrak
Meski demikian, Lisda Arriyana juga menyampaikan apresiasinya terhadap kehadiran dan partisipasi aktif dari seluruh ASN dan tenaga kontrak dalam apel besar dan halal bihalal tersebut. “Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif seluruh ASN dan Tekon dari masing-masing OPD. Ini menunjukkan kedisiplinan yang mulai terbentuk,” ungkapnya.
Menurut Lisda, meskipun ada insiden kecil terkait sikap beberapa individu, secara keseluruhan acara apel berjalan dengan baik dan menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan di kalangan ASN dan tenaga kontrak di Kalteng. Ia berharap, kedepannya semua pihak dapat terus menjaga sikap profesional dan etika yang baik dalam setiap kegiatan resmi.
Pentingnya Sikap Profesional di Lingkungan Pemerintah
Insiden ini memberikan pelajaran penting mengenai pentingnya sikap profesional dan etika dalam setiap aspek kehidupan, terutama di lingkungan pemerintahan. Gubernur Agustiar Sabran dengan tegas mengingatkan agar setiap ASN dan tenaga kontrak di Kalteng selalu menjaga etika, terutama ketika menghadapi situasi yang serius dan penuh tanggung jawab, seperti yang tercermin dalam peringatan mengenai judi online, narkoba, dan pungli.
Peringatan yang disampaikan oleh Agustiar bukan hanya sekadar peringatan untuk menghindari perilaku negatif, tetapi juga merupakan pengingat bagi setiap aparat negara untuk tetap menjaga integritas, disiplin, dan rasa hormat terhadap sesama. Apabila setiap individu di lingkungan pemerintah dapat menunjukkan sikap yang profesional dan menghormati satu sama lain, maka diharapkan dapat tercipta lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif, yang pada gilirannya akan berdampak positif bagi masyarakat Kalteng secara keseluruhan.
Dengan demikian, kejadian yang sempat mengganggu jalannya apel besar ini juga menjadi momentum bagi pemerintah provinsi untuk semakin menegakkan disiplin dan etika di kalangan aparatur sipil negara, agar Kalteng dapat menjadi daerah yang lebih baik, makmur, dan bebas dari berbagai masalah sosial seperti judi online dan narkoba.