Bahaya Konsumsi Daging Kambing Berlebihan: Waspadai Dampaknya bagi Kesehatan
JAKARTA – Daging kambing dikenal sebagai salah satu sumber protein hewani yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang khas menjadikannya favorit dalam berbagai hidangan, mulai dari sate hingga gulai. Tak hanya lezat, daging kambing juga kaya akan nutrisi seperti protein berkualitas tinggi, zat besi, dan vitamin B12, yang berperan penting dalam pembentukan sel darah merah dan sistem kekebalan tubuh.
Namun, di balik manfaatnya, konsumsi daging kambing secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko serius bagi kesehatan. Para ahli gizi mengingatkan bahwa pola makan yang tidak seimbang, terutama konsumsi daging merah secara berlebihan, harus diwaspadai untuk mencegah timbulnya penyakit kronis.
Kandungan Gizi Daging Kambing
Secara umum, daging kambing mengandung sekitar 20-25 gram protein per 100 gram daging. Selain itu, ia merupakan sumber zat besi heme yang mudah diserap tubuh dan juga mengandung vitamin B12, zinc, serta selenium. Dalam takaran yang wajar, konsumsi daging kambing sangat bermanfaat bagi pemenuhan gizi harian, terutama bagi mereka yang membutuhkan asupan tinggi protein.
Namun demikian, kandungan lemak jenuh dalam daging kambing juga cukup tinggi, dan inilah yang menjadi perhatian utama dalam kaitannya dengan risiko kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan.
Tujuh Bahaya Konsumsi Daging Kambing Berlebihan
Berikut ini adalah risiko-risiko kesehatan yang dapat muncul akibat mengonsumsi daging kambing dalam jumlah besar secara terus-menerus:
Peningkatan Kadar Kolesterol
Daging kambing mengandung lemak jenuh yang, jika dikonsumsi berlebihan, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kolesterol LDL yang tinggi berisiko membentuk plak di pembuluh darah arteri, sehingga memperbesar kemungkinan serangan jantung dan stroke.
“Lemak jenuh dari daging merah dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, terutama bila dikonsumsi tanpa kontrol,” ujar Dr. Ika Nurhasanah, ahli gizi klinik dari Jakarta.
Risiko Hipertensi
Konsumsi lemak jenuh yang tinggi juga berhubungan dengan peningkatan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan bahwa terlalu banyak makan daging kambing dapat memicu hipertensi karena mempengaruhi elastisitas pembuluh darah dan menghambat aliran darah secara optimal.
Gangguan Pencernaan
Daging kambing memiliki tekstur yang padat dan rendah serat. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, terutama tanpa sayuran atau makanan berserat lainnya, dapat menyebabkan sembelit, perut kembung, dan gangguan pencernaan lainnya.
“Kombinasi tinggi lemak dan rendah serat akan mengganggu motilitas usus dan menimbulkan keluhan seperti konstipasi,” jelas dr. Anwar Maulana, spesialis penyakit dalam.
Peningkatan Berat Badan dan Obesitas
Dengan kandungan kalori yang tinggi, daging kambing berpotensi menyebabkan penambahan berat badan jika tidak diimbangi aktivitas fisik yang memadai. Lemak berlebih yang tersimpan di tubuh akan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme lainnya.
Risiko Penyakit Kardiovaskular
Berbagai studi menunjukkan hubungan antara konsumsi berlebihan daging merah, termasuk daging kambing, dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular seperti aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak di dinding arteri yang menyumbat aliran darah ke jantung dan otak.
Potensi Kanker Kolorektal
Salah satu kekhawatiran utama terkait konsumsi daging kambing secara berlebihan adalah peningkatan risiko kanker, khususnya kanker usus besar. Proses memasak daging merah dengan suhu tinggi, seperti dibakar atau dipanggang, dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang bersifat merusak DNA sel tubuh.
“Konsumsi daging merah dalam jumlah besar dan dimasak dengan suhu tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal,” kata Prof. Retno Sari, pakar onkologi dari Universitas Indonesia.
Gangguan Fungsi Ginjal
Daging kambing mengandung protein tinggi, dan dalam jumlah besar, beban filtrasi ginjal akan meningkat. Hal ini bisa memperburuk kondisi ginjal, terutama bagi individu dengan penyakit ginjal kronis atau yang berisiko mengalami penurunan fungsi ginjal.
Anjuran Konsumsi Sehat Daging Kambing
Agar manfaat daging kambing tetap bisa diperoleh tanpa memicu risiko kesehatan, para ahli menyarankan agar konsumsinya dibatasi. Menurut pedoman gizi seimbang, konsumsi daging merah idealnya tidak lebih dari 500 gram per minggu, termasuk semua jenis daging merah seperti sapi, kambing, dan domba.
Konsumsi daging kambing sebaiknya juga diimbangi dengan sayuran berserat tinggi, buah-buahan, dan biji-bijian utuh untuk menjaga keseimbangan pencernaan dan metabolisme tubuh.
Cara memasak juga memengaruhi dampak kesehatan dari daging kambing. Metode memasak yang sehat seperti merebus, mengukus, atau memanggang dengan sedikit minyak lebih disarankan dibandingkan menggoreng atau membakar langsung dengan api besar.
“Cara mengolah makanan sering kali lebih penting dari jenis makanannya. Daging kambing bisa tetap sehat jika dimasak tanpa lemak tambahan dan dikombinasikan dengan makanan lain yang seimbang,” ujar Dr. Rizky Aulia, ahli dietetik dari RSUD Tangerang.