Wisata

Pemkab Sigi Genjot Infrastruktur Jalan Desa Wisata, Dongkrak Kunjungan dan Akses Ekonomi Warga

Pemkab Sigi Genjot Infrastruktur Jalan Desa Wisata, Dongkrak Kunjungan dan Akses Ekonomi Warga
Pemkab Sigi Genjot Infrastruktur Jalan Desa Wisata, Dongkrak Kunjungan dan Akses Ekonomi Warga

JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Sigi terus memperkuat komitmennya dalam mendorong pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi lokal dengan melakukan peningkatan infrastruktur jalan desa menuju kawasan wisata unggulan Paralayang Matantimali yang terletak di Desa Balane. Proyek peningkatan jalan sepanjang 15 kilometer itu didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan total nilai lebih dari Rp15 miliar.

Langkah strategis ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung peningkatan kunjungan wisatawan, tetapi juga mempermudah akses pasar dan distribusi hasil pertanian masyarakat setempat yang selama ini terkendala oleh kondisi jalan yang belum memadai.
 

Infrastruktur Jalan: Kunci Penggerak Wisata dan Ekonomi Desa
 

Jalan desa yang menghubungkan kawasan permukiman warga dengan titik-titik wisata, seperti Paralayang Matantimali, memegang peranan penting dalam membuka isolasi daerah. Dengan kondisi jalan yang lebih baik, mobilitas warga dan wisatawan akan meningkat, sehingga terjadi perputaran ekonomi yang lebih sehat.

"Perbaikan jalan desa ini bukan hanya untuk menunjang pariwisata, tapi juga sebagai akses utama masyarakat dalam mengangkut hasil pertanian mereka ke pasar," ujar Basri Marzuki, salah satu tokoh masyarakat Desa Balane.

Sebelumnya, akses menuju Paralayang Matantimali dikenal cukup menantang, terutama saat musim hujan. Kendaraan sering kali mengalami kesulitan melewati jalur tanah yang berlumpur dan sempit. Dengan kondisi jalan yang telah ditingkatkan secara signifikan, kini kendaraan roda dua maupun roda empat bisa melintasi jalur tersebut dengan lebih aman dan cepat.
 

Dana APBD Digerakkan untuk Pembangunan Berkelanjutan
 

Pembangunan jalan desa sepanjang 15 kilometer ini merupakan salah satu program strategis Pemerintah Kabupaten Sigi dalam mendukung pertumbuhan kawasan wisata berbasis masyarakat. Dana sebesar lebih dari Rp15 miliar dialokasikan dari APBD untuk memastikan kualitas jalan sesuai dengan standar dan dapat digunakan dalam jangka panjang.

Menurut pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sigi, proyek ini juga melibatkan pengawasan ketat agar proses pengerjaan sesuai spesifikasi teknis dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan.

"Tujuan utama kami adalah menciptakan infrastruktur yang tahan lama dan berdampak langsung pada kesejahteraan warga," kata Andi Baso, Kepala Dinas PUPR Sigi.

Pembangunan ini juga menjadi bagian dari komitmen daerah dalam mendukung program prioritas nasional untuk penguatan desa wisata dan pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi daerah.
 

Paralayang Matantimali, Magnet Wisatawan Domestik dan Mancanegara
 

Kawasan wisata Paralayang Matantimali dikenal sebagai salah satu spot olahraga paralayang terbaik di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Lokasinya yang berada di ketinggian dengan panorama alam pegunungan dan lembah menjadikannya favorit bagi wisatawan pencinta adrenalin dan komunitas olahraga udara.

Tidak hanya menjadi lokasi event nasional dan internasional, Matantimali juga kerap menjadi lokasi pelatihan atlet paralayang nasional. Oleh sebab itu, peningkatan akses menuju lokasi ini dianggap sangat krusial untuk mendukung sektor pariwisata olahraga (sport tourism).

"Matantimali punya potensi luar biasa. Jika infrastrukturnya mendukung, kami yakin kunjungan wisatawan bisa meningkat dua kali lipat," tutur Yusuf Ismail, pelatih paralayang sekaligus penggiat pariwisata lokal.
 

Dampak Langsung Bagi Petani dan UMKM Desa
 

Selain meningkatkan kunjungan wisata, proyek jalan ini juga membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Desa Balane yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Dengan jalur distribusi yang lebih baik, hasil pertanian seperti sayur-mayur, kopi, dan palawija bisa lebih cepat dan efisien dipasarkan ke kota maupun ke sentra-sentra penjualan.

Beberapa warga bahkan mulai membuka usaha kecil seperti warung kopi, kios oleh-oleh, dan homestay di sekitar jalur wisata. Hal ini menunjukkan bahwa investasi pada infrastruktur desa mampu membuka lapangan pekerjaan baru dan mengurangi ketergantungan terhadap pekerjaan di luar sektor pertanian.

“Dulu susah jual hasil kebun karena kendaraan sulit masuk. Sekarang pembeli bisa langsung datang ke kebun kami,” ungkap Sudirman, petani sayur asal Balane.
 

Pemerintah Dorong Sinergi Lintas Sektor
 

Pemerintah Kabupaten Sigi juga menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mendukung pengembangan desa wisata, tidak hanya dari aspek infrastruktur, tetapi juga dari sisi promosi, pelatihan SDM, hingga penguatan kelembagaan masyarakat.

Langkah-langkah pendukung lain yang direncanakan antara lain pelatihan manajemen homestay, pendampingan UMKM desa, hingga pembentukan badan pengelola wisata terpadu yang melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama.

“Kami ingin warga desa menjadi subjek utama dalam pengelolaan wisata, bukan hanya penonton,” tegas Bupati Sigi, dalam sebuah pernyataan resmi.

Pemerintah juga membuka peluang investasi di sektor pariwisata, terutama bagi pengusaha lokal yang ingin mengembangkan potensi daerah secara berkelanjutan.
 

Harapan Baru untuk Desa Balane dan Sekitarnya
 

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, masyarakat Desa Balane kini memiliki harapan baru terhadap masa depan desa mereka. Jalan yang dulunya sempit dan berlubang kini telah menjadi akses utama yang menghubungkan desa dengan potensi kemajuan ekonomi dan pariwisata.

Keberhasilan proyek ini diharapkan bisa menjadi model bagi desa-desa lain di Kabupaten Sigi maupun di wilayah Sulawesi Tengah untuk mendorong pembangunan berbasis potensi lokal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index