JAKARTA - Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir tidak hanya sekadar fenomena pasar biasa, melainkan menunjukkan sinyal kuat bahwa para pelaku ekonomi mulai kehilangan kepercayaan terhadap kinerja pemerintah. Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensat) menilai bahwa langkah-langkah politik tidak cukup untuk mengatasi masalah ini, dan yang dibutuhkan adalah kebijakan ekonomi konkret yang dapat memulihkan kepercayaan pasar.
Pelemahan IHSG: Tanda Ketidakpercayaan Pasar terhadap Pemerintah
Menurut Hensat, penurunan IHSG yang tajam beberapa waktu terakhir mencerminkan ketidakpercayaan pasar terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Ia menegaskan bahwa pelemahan pasar saham bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan langkah-langkah politik semata, melainkan memerlukan kebijakan ekonomi yang dapat mengembalikan rasa percaya pelaku pasar.
"Pasar saham anjlok itu tanda pasar nggak punya trust ke pemerintah, maka nggak bisa diselesaikan dengan langkah politik," tegas Hensat dalam wawancaranya dengan Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL.
Pernyataan Hensat ini menunjukkan bahwa pasar memerlukan kepastian dan kebijakan yang lebih substansial dari pemerintah. Pelemahan IHSG yang semakin mendalam hanya dapat diatasi dengan langkah-langkah ekonomi yang mampu memperbaiki situasi dan memberikan harapan baru bagi para investor.
Dampak Negatif Peluncuran Danantara terhadap IHSG
Hensat juga menyoroti dampak dari peluncuran program Danantara, yang menurutnya justru memperburuk keadaan. Ia mencatat bahwa beberapa hari setelah peluncuran program tersebut, IHSG langsung merosot tajam. Hal ini menunjukkan bahwa pasar melihat langkah tersebut tidak efektif dalam memberikan dorongan positif terhadap perekonomian.
"Tanda pasar kehilangan gairah sudah terlihat sejak peluncuran Danantara, di mana dua hari setelah itu IHSG langsung merah," jelas Hensat. Program yang seharusnya menjadi kebijakan strategis untuk meningkatkan kinerja perekonomian ternyata tidak mampu memberikan efek positif yang diharapkan. Hal ini semakin memperburuk sentimen pasar dan meningkatkan kekhawatiran akan ketidakstabilan ekonomi.
Bagi para pelaku pasar, faktor kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah adalah salah satu elemen terpenting yang memengaruhi keputusan investasi mereka. Ketika kebijakan yang diambil tidak dapat memberikan dampak yang nyata atau bahkan menambah ketidakpastian, maka pasar akan merespons dengan penurunan kinerja saham seperti yang terjadi pada IHSG.
Perlunya Kebijakan Ekonomi yang Konkret dan Tepat Sasaran
Untuk mengatasi masalah tersebut, Hensat menekankan pentingnya kebijakan ekonomi yang konkret dan tidak hanya bergantung pada langkah politik semata. Ia berpendapat bahwa pasar membutuhkan solusi yang jelas dan aplikatif dari pemerintah, yang dapat memperbaiki situasi ekonomi dan memberikan sinyal positif kepada investor.
"Jadi menurut saya, perlu ada langkah-langkah ekonomi yang konkret dari pemerintah yang bisa membuat trust pasar naik," imbuhnya. Hensat menambahkan bahwa kebijakan yang bersifat teknis dan aplikatif, seperti insentif bagi sektor-sektor ekonomi tertentu atau kebijakan fiskal yang lebih pro-investasi, bisa menjadi solusi untuk mengembalikan kepercayaan pasar. Kebijakan yang hanya berbicara dalam ranah politik, menurutnya, tidak akan banyak membantu dalam memperbaiki situasi pasar yang membutuhkan kejelasan dan jaminan dari sektor ekonomi.
Hensat juga mengingatkan bahwa meskipun kebijakan politik mungkin dapat memengaruhi iklim pasar dalam jangka pendek, namun kebijakan ekonomi yang konsisten dan berpihak pada kepentingan pelaku pasar adalah hal yang jauh lebih penting untuk menciptakan kestabilan jangka panjang. Pasar menginginkan kejelasan dan kepastian yang dapat meminimalisir risiko dan meningkatkan daya tarik investasi.
Isu Mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani
Selain itu, Hensat juga mengangkat isu terkait dengan kabar mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sempat beredar beberapa waktu lalu. Menurutnya, Sri Mulyani adalah sosok yang sangat dipercaya oleh pasar, sehingga isu mundurnya beliau dapat memperburuk situasi pasar yang sudah rapuh. Kepergian atau ketidakpastian terhadap figur kunci seperti Sri Mulyani bisa menambah kekhawatiran di kalangan pelaku ekonomi.
"Sri Mulyani merupakan sosok yang dipercaya pasar, sehingga isu tersebut semakin memperburuk situasi," kata Hensat. Dengan reputasi dan pengalaman yang dimiliki Sri Mulyani, pasar cenderung melihatnya sebagai figur yang membawa stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, kabar mengenai mundurnya Sri Mulyani dapat menyebabkan sentimen negatif yang semakin dalam di pasar saham.
Namun, Hensat juga menekankan bahwa meskipun isu tersebut bisa memperburuk keadaan, solusi jangka panjang yang lebih efektif adalah melalui kebijakan ekonomi yang konkret dan dapat meningkatkan kepercayaan pasar secara keseluruhan.
Solusi yang Diperlukan: Kebijakan Ekonomi yang Nyata
Hensat kembali menegaskan bahwa solusi untuk mengatasi ketidakstabilan pasar adalah kebijakan ekonomi yang nyata, bukan langkah-langkah politik yang tidak memiliki dampak langsung terhadap perekonomian. Ia menilai bahwa pemerintah perlu segera mengeluarkan kebijakan yang dapat merangsang gairah pasar, bukan hanya sekadar melakukan manuver politik yang tidak berdampak pada masalah inti yang dihadapi pasar.
"Solusinya jelas, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan ekonomi konkret, bukan mengirim politisi ke bursa. Mestinya nggak usah datang, langsung saja keluarkan kebijakan yang bisa membuat pasar bergairah lagi," tegas Hensat.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang bersifat administratif dan politis tidak akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap stabilitas pasar. Sebaliknya, kebijakan yang dapat memberikan insentif langsung bagi sektor ekonomi, memperbaiki daya beli masyarakat, serta menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak akan lebih efektif dalam mengatasi masalah yang ada.
Pasar Butuh Kepastian Ekonomi, Bukan Manuver Politik
Secara keseluruhan, analisis Hendri Satrio menggambarkan bahwa saat ini pasar tidak lagi mempercayai kebijakan yang hanya didorong oleh manuver politik semata. Untuk memulihkan kepercayaan pelaku ekonomi, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan ekonomi yang konkret, terukur, dan dapat memberikan dampak nyata bagi sektor ekonomi. Ini bukan waktu untuk politik, melainkan untuk tindakan yang dapat mengembalikan gairah pasar dan menciptakan stabilitas ekonomi yang diinginkan oleh masyarakat dan pelaku pasar.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks, kebijakan yang berpihak pada pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya tarik investasi akan menjadi kunci utama dalam mengatasi ketidakpastian pasar saham. Jika pemerintah dapat segera mengambil langkah tersebut, bukan tidak mungkin IHSG akan pulih dan ekonomi Indonesia akan kembali menunjukkan daya tarik yang positif bagi investor domestik dan internasional.