JAKARTA - PT Pelni (Persero) bersama beberapa perusahaan pelayaran dan kepelabuhan telah memulai langkah besar melalui pembentukan Holding Integrasi Maritim. Langkah ini diharapkan dapat menjawab tantangan besar yang dihadapi oleh sektor logistik perikanan Indonesia. Merger antara perusahaan-perusahaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi distribusi produk perikanan di Indonesia, sebuah sektor yang memiliki potensi besar namun masih terkendala oleh masalah logistik yang belum optimal.
Proses Merger dan Pembentukan Holding Integrasi Maritim
Direktur Utama PT Pelni (Persero), Tri Andayani, menjelaskan bahwa proses merger perusahaan pelayaran dan kepelabuhan telah resmi dimulai dengan terbentuknya jajaran direksi Holding Integrasi Maritim. Langkah ini, menurut Tri, merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menjawab tantangan dalam sistem logistik yang ada, terutama untuk sektor perikanan yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia.
"Holding Integrasi Maritim diharapkan dapat menciptakan sistem logistik yang lebih efisien, mengintegrasikan pelayaran dan kepelabuhan untuk mendukung distribusi perikanan di seluruh Indonesia," ujar Tri Andayani saat mengumumkan pembentukan holding tersebut. Dengan adanya holding ini, PT Pelni diharapkan dapat lebih mudah mengelola dan mempercepat distribusi hasil perikanan yang selama ini terhambat oleh masalah logistik yang belum sepenuhnya terkelola dengan baik.
Pentingnya Hilirisasi Perikanan untuk Menjawab Tantangan Pangan Nasional
Di tengah perkembangan tersebut, Ketua Umum Kesatuan Pemuda Pesisir dan Mahasiswa Indonesia (KPPMPI), Hendra Wiguna, turut memberikan pandangannya terkait upaya yang dilakukan melalui merger ini. Hendra berharap, langkah holding integrasi ini akan menjawab permasalahan yang selama ini dihadapi oleh sektor logistik perikanan Indonesia.
"Kami membayangkan di masa depan, hilirisasi perikanan akan jauh lebih baik dari sekarang. Mengingat prediksi bahwa pada tahun 2045 Indonesia akan memiliki jumlah penduduk mencapai 300 juta jiwa, maka jelas diperlukan sistem distribusi pangan yang lebih baik dan lebih efisien," kata Hendra dalam keterangannya pada Rabu, 12 Maret 2025.
Hendra menambahkan, penting untuk memastikan bahwa rantai pasok perikanan mulai dari proses penangkapan ikan hingga sampai ke konsumen baik domestik maupun untuk ekspor, dapat berjalan dengan lancar. Hal ini tidak hanya akan mendukung kesejahteraan nelayan, tetapi juga membuka peluang bagi pengusaha perikanan serta menciptakan lapangan kerja baru. “Perbaikan dalam sistem logistik ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha sektor perikanan lainnya. Jika distribusi dapat berjalan lancar, hasil tangkapan nelayan bisa terserap dengan baik, dan harga jual ikan akan lebih stabil," ungkap Hendra.
Sistem Logistik Ikan Nasional dan Regulasi yang Mendukung
Di sisi lain, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengembangkan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) untuk mempermudah distribusi ikan di Indonesia. SLIN adalah sistem yang dirancang untuk mengelola rantai distribusi ikan, mulai dari pengadaan, penyimpanan, transportasi, hingga pemasaran produk perikanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Namun, menurut Hendra, meskipun SLIN merupakan langkah yang baik, implementasinya masih belum maksimal. "Keterbatasan infrastruktur yang dimiliki oleh KKP menjadi salah satu kendala dalam penerapan SLIN. Oleh karena itu, perlu adanya hubungan yang lebih baik antara KKP dengan Holding Integrasi Maritim agar sistem logistik perikanan di Indonesia dapat berjalan dengan lebih efisien dan optimal," kata Hendra. Dengan adanya holding ini, diharapkan konektivitas antara produksi dan distribusi dapat terbangun dengan lebih baik, sehingga seluruh rantai pasok perikanan dapat berfungsi dengan maksimal.
Potensi Perbaikan dalam Kapasitas dan Fasilitas Logistik
Hendra juga berharap bahwa dengan terbangunnya sistem logistik perikanan yang lebih solid melalui integrasi ini, akan ada perbaikan yang signifikan dalam kapasitas dan fasilitas logistik yang mendukung sektor perikanan. "Kami berharap wacana ini mampu mendorong hilirisasi perikanan yang lebih efektif dan optimal, mengingat bayangan kami akan adanya perbaikan dan penambahan fasilitas penunjang logistik perikanan yang selama ini masih kurang," tambah Hendra.
Menurutnya, langkah-langkah perbaikan yang dilakukan ini akan mengurangi masalah ketidakstabilan harga jual ikan yang seringkali terjadi akibat masalah distribusi. "Selama ini kami sering mendengar cerita dari nelayan tentang hasil tangkapan mereka yang tidak bisa terserap oleh pasar, bahkan terpaksa dibuang karena harga anjlok. Seperti kejadian yang terjadi di Jembrana dan Banda Aceh, di mana nelayan terpaksa membuang ikan karena harga yang terlalu rendah dan tidak ada pasar yang siap menyerap hasil tangkapan mereka," ujar Hendra.
Menangani Ketidakstabilan Harga dan Stok Ikan
Kehadiran Holding Integrasi Maritim juga diharapkan dapat mengatasi ketidakstabilan stok ikan dan harga jual yang menjadi masalah utama dalam sektor pengolahan hasil perikanan. Sering kali hasil tangkapan nelayan tidak dapat terserap dengan baik oleh pasar, seperti yang terjadi di beberapa daerah seperti Morotai, di mana hasil tangkapan ikan tuna tidak dapat dijual karena sistem logistik yang buruk.
"Masalah ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Jika sistem logistik perikanan dapat diperbaiki dengan lebih baik, harga jual ikan akan lebih stabil dan hasil tangkapan nelayan bisa lebih optimal," kata Hendra, menyimpulkan harapannya.
Merger Holding Integrasi Maritim Sebagai Solusi untuk Masa Depan Perikanan
Dengan adanya Holding Integrasi Maritim yang diharapkan dapat mengoptimalkan sistem logistik perikanan di Indonesia, sektor perikanan di masa depan dapat menjadi lebih efisien dan lebih produktif. Kolaborasi antara PT Pelni, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan sektor terkait lainnya menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan perbaikan dalam sistem logistik, hilirisasi perikanan yang lebih baik, serta peningkatan kapasitas dan fasilitas penunjang lainnya, Indonesia diharapkan dapat mengatasi masalah ketidakstabilan stok ikan, harga jual yang fluktuatif, dan kesulitan pasar yang selama ini dihadapi oleh nelayan dan pelaku usaha sektor perikanan.
Integrasi ini diharapkan bukan hanya akan meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar domestik, tetapi juga membuka peluang ekspor yang lebih besar, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan dan ekonomi Indonesia.