Petani

Petani Desa Bontula Bangun Rumah Pembibitan untuk Tanaman Tahunan, Dukung Pertanian Berkelanjutan

Petani Desa Bontula Bangun Rumah Pembibitan untuk Tanaman Tahunan, Dukung Pertanian Berkelanjutan
Petani Desa Bontula Bangun Rumah Pembibitan untuk Tanaman Tahunan, Dukung Pertanian Berkelanjutan

JAKARTA - Dengan semangat gotong royong, para petani di Desa Bontula, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo, memulai langkah signifikan menuju pertanian berkelanjutan dengan membangun rumah pembibitan untuk tanaman tahunan. Dipimpin oleh Irawan Hunowu, seorang petani lokal, pembangunan rumah pembibitan ini bertujuan meningkatkan pendapatan dan mengurangi degradasi lahan yang selama ini menjadi tantangan besar bagi masyarakat setempat.

Dengan senang hati, Irawan Hunowu menyediakan lahan di samping rumahnya untuk lokasi pembibitan. "Kalau rumah pembibitan ini dibuat di dekat rumah, akan lebih terjamin. Setiap saat bisa dipantau dan disiram," ujar Irawan. Bersama para petani lainnya, ia melakukan mohuyula atau gotong royong mendirikan tiang kayu, memasang paranet, serta membentangkan atap dari waring plastik sebagai langkah awal pembangunan.

Rumah pembibitan ini nantinya akan menjadi pusat produksi berbagai tanaman tahunan yang bernilai ekonomi tinggi seperti durian musang king, durian montong, duri hitam, kakao, petai, pala, dan alpukat. Para petani akan terus mencari biji-bijian tanaman tersebut untuk disemai dan dipelihara sampai siap dipindahkan ke ladang di kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm).

Saat ini, banyak ladang di daerah tersebut hanya ditumbuhi semak belukar atau sementara ditanami jagung dengan sistem monokultur. Menurut Irawan, sistem ini telah mengakibatkan erosi dan kehilangan kesuburan tanah. "Saat ini ada ladang yang hanya ditumbuhi semak karena tidak diurus pengelolanya, ada juga yang hanya ditanami jagung," ungkapnya. Praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan telah memaksa petani bergantung pada pupuk kimia, racun rumput, dan racun serangga, yang semakin membebani mereka.

Dengan adanya program HKm, petani didorong untuk menggabungkan praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan melalui diversifikasi tanaman dengan tanaman tahunan. Program ini didukung oleh berbagai lembaga lokal seperti Agraria Institute dan didanai oleh Global Environmental Facility - Small Grants Programme (GEF-SGP) Indonesia yang bermitra dengan Yayasan Bina Usaha Lingkungan. "Sebelumnya sudah ada sosialisasi, juga pertemuan untuk menyepakati kegiatan HKm," kata Kepala Desa Bontula, Ismet Detu.

HKm, sebagai bagian dari Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM), memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan pendapatan melalui pemanfaatan lahan dengan aturan yang telah disepakati bersama. Selain itu, program ini juga meningkatkan konservasi hutan dengan menjadikan tanaman tahunan sebagai salah satu komoditas utama.

Pembangunan rumah pembibitan di Desa Bontula ini merupakan langkah awal dan simbol keberhasilan dari kolaborasi antara petani, pemerintah, dan organisasi pendukung. "Pada tahap awal ini sudah masuk bibit durian musang king, durian montong, duri hitam, dan kakao. Nantinya, petani akan memproduksi sendiri bibit tanaman," ujar Irawan penuh semangat.

Desa Bontula sendiri terletak di bentang alam Taman Hutan Raya (Tahura) BJ Habibie yang berada di hulu. Dengan lahan berbukit dan tingkat kelerengan yang tinggi, desa ini membutuhkan strategi pengelolaan pertanian yang berkelanjutan untuk mencegah erosi dan degradasi tanah.

Kesuksesan program pembibitan ini diharapkan membawa dampak positif bagi kondisi sosial ekonomi petani dan lingkungan setempat. Dengan mulai menanam tanaman tahunan, petani diharapkan dapat menikmati hasil panen yang lebih bernilai dan berkelanjutan. Selain meningkatkan pendapatan, langkah ini juga mendukung pelestarian lingkungan yang selama ini terancam oleh praktik pertanian intensif yang kurang ramah lingkungan.

Dalam jangka panjang, upaya ini diharapkan akan mengurangi ketergantungan petani pada bahan kimia dan meningkatkan kualitas tanah serta ekosistem di sekitar hutan kemasyarakatan. Dengan dasar kerja sama dan dukungan dari pihak-pihak terkait, Desa Bontula berpeluang menjadi model bagi desa lain dalam melaksanakan pertanian berkelanjutan yang mengutamakan keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan.

Langkah inovatif dan kolaboratif yang dilakukan para petani Desa Bontula ini menjadi harapan bagi banyak masyarakat agraris lainnya untuk beralih ke sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan bermanfaat bagi generasi mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index