JAKARTA - Pencapaian signifikan dalam industri asuransi kendaraan menjadi fokus utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) untuk tahun 2025. Perusahaan ini menargetkan pendapatan premi asuransi kendaraan mencapai angka Rp 270 miliar, terlepas dari tantangan yang dihadapi industri otomotif saat ini. Strategi komprehensif telah disiapkan untuk memastikan target ambisius ini dapat terwujud dalam lingkungan pasar yang dinamis.
Tekankan Pengelolaan Risiko dan Fokus Bisnis
Diwe Novara, Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo, menjabarkan pendekatan strategis yang diambil perusahaan untuk mencapai target ini. Beliau menekankan pentingnya selektivitas dalam pemilihan risiko yang sejalan dengan "risk appetite" perusahaan. "Perusahaan akan lebih selektif dalam pemilihan risiko sesuai dengan risk appetite yang telah ditetapkan. Selain itu, kami fokus pada segmen pembiayaan mobil bekas yang umumnya menggunakan asuransi kendaraan Total Loss Only (TLO),
Fokus pada asuransi Total Loss Only (TLO) untuk mobil bekas menjadi salah satu kebijakan strategis Jasindo karena produk ini dianggap memiliki profil risiko yang lebih stabil, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan premi. Langkah ini diambil mengingat dinamika pasar asuransi kendaraan dan perubahan perilaku konsumen yang mencari perlindungan lebih terjangkau namun efektif.
Pengembangan Ekosistem Melalui B2B2C dan G2G
Selain strategi selektif dalam pengambilan risiko dan fokus pada produk TLO, Asuransi Jasindo juga memperluas model bisnis dengan pendekatan Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C) dan Government-to-Government (G2G). Melalui strategi ini, perusahaan berharap dapat memperluas cakupan pasar asuransi kendaraan dengan memanfaatkan ekosistem BUMN yang lebih luas. Ini dianggap sebagai langkah inovatif yang dirancang untuk memaksimalkan peluang distribusi dan kolaborasi antar-perusahaan dan antar-pemerintah.
Kolaborasi dengan Mitra Strategis untuk Jalur Distribusi Luas
Jasindo saat ini juga gencar memperluas jaringan distribusi dengan menjalin kerja sama strategis. Mitra-mitra seperti perusahaan pembiayaan, broker, kanal digital perbankan, serta strategi penjualan langsung (direct selling) menjadi bagian dari strategi distribusi yang lebih luas. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak pelanggan potensial sehingga dapat memperkuat posisi Jasindo di pasar asuransi kendaraan.
Momentum Hari Raya dan Insentif Pemerintah sebagai Pendorong
Momentum Hari Raya Idulfitri yang akan datang serta insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) diharapkan dapat menjadi pendorong signifikan dalam meningkatkan penjualan kendaraan bermotor. "Kami optimistis bahwa momentum Hari Raya Idulfitri dan insentif PPnBM dapat berkontribusi positif terhadap pencapaian target premi tahun ini," tambah Diwe Novara. Dengan adanya stimulus ini, permintaan asuransi kendaraan diprediksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya transaksi pembelian kendaraan bermotor baru.
Capaian Awal Membanggakan di 2025
Pada awal tahun 2025, Jasindo telah membukukan realisasi pendapatan premi asuransi kendaraan sebesar Rp 6,6 miliar. Capaian positif tersebut memberikan optimisme bahwa target tahunan sebesar Rp 270 miliar bukanlah hal yang tidak mungkin tercapai. "Dengan strategi yang diterapkan, perusahaan optimistis target Rp 270 miliar itu dapat tercapai sesuai rencana," jelas Diwe.
Di tengah tantangan dan perlambatan pasar otomotif, Asuransi Jasindo terus menunjukkan keunggulannya dalam adaptasi dan inovasi strategi bisnis. Dengan implementasi strategi selektif, kolaborasi dengan mitra strategis, dan pemanfaatan momentum pasar yang tepat, Jasindo menetapkan dirinya sebagai pemimpin dalam industri asuransi kendaraan di Indonesia. Langkah demi langkah, perusahaan ini bertekad untuk tidak hanya mencapai target, tetapi juga melampaui ekspektasi dalam memberikan layanan asuransi berkualitas bagi para pelanggannya.