kebutuhan bulanan rumah tangga

5 Cara Membuat Anggaran Kebutuhan Bulanan Rumah Tangga

5 Cara Membuat Anggaran Kebutuhan Bulanan Rumah Tangga
kebutuhan bulanan rumah tangga

• Tabungan dan Investasi: 20%

• Cicilan dan Utang: 30%

• Asuransi: 5%

• Sedekah dan Donasi: 5%

• Konsumsi: 40%

3. Tabungan dan Asuransi

Setelah memulai kehidupan berumah tangga, pastikan kamu dan pasangan tidak melewatkan biaya-biaya penting ini. Sebaiknya, kalian berdua bisa menyisihkan minimal 20% dari pendapatan bulanan untuk ditabung. 

Jika kalian bisa menabung lebih dari 20%, tentu akan lebih baik. Tabungan dan investasi ini harus disesuaikan dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai.

Misalnya, jika kamu dan pasangan memiliki penghasilan Rp50 juta per bulan, dan sudah menetapkan beberapa tujuan keuangan, seperti dana darurat, dana pendidikan anak, dana liburan tahunan, dana ibadah haji, dan dana pensiun, kalian bisa mulai mengalokasikan minimal Rp10 juta per bulan untuk investasi. 

Namun, jika kalian mampu menyisihkan Rp15 juta per bulan, berikut adalah rincian alokasi yang bisa dipertimbangkan:

  • Dana darurat: Rp4.000.000
  • Dana pendidikan anak: Rp3.000.000
  • Dana liburan tahunan: Rp3.000.000
  • Dana ibadah haji: Rp2.000.000
  • Dana pensiun: Rp1.000.000

Setelah menetapkan berapa banyak yang akan disisihkan untuk menabung atau berinvestasi, pastikan untuk mencatat tujuan dari setiap investasi tersebut agar lebih terarah dan efektif. 

Memiliki target menabung bulanan akan mempermudah pencapaian tujuan keuangan. Sebelum mulai menabung, tentukan terlebih dahulu tujuan dari tabungan tersebut, seperti:

  • Menabung untuk dana darurat yang bisa digunakan jika terjadi hal-hal yang tak terduga (misalnya pemutusan hubungan kerja)?
  • Menabung untuk uang muka (DP) rumah?
  • Menabung untuk biaya pernikahan?
  • Menabung untuk biaya pendidikan anak?

Selanjutnya, tentukan metode menabung yang sesuai. Ada berbagai cara menabung yang bisa dipilih, seperti:

  • Menabung secara tradisional
  • Menabung dengan fitur autodebet
  • Menabung dengan cara yang menyenangkan

4. Dana Darurat

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan utama dalam mengatur keuangan pribadi adalah untuk memastikan masa depan yang sejahtera dan merdeka secara finansial. 

Salah satu langkah penting dalam mempersiapkan hal tersebut adalah dengan memiliki dana darurat. 

Lantas, berapa besar dana darurat yang sebaiknya disiapkan saat memulai kehidupan rumah tangga? Berikut adalah rekomendasi besaran dana darurat yang perlu dipersiapkan:

  • Jika kamu masih lajang, sebaiknya siapkan dana darurat yang setara dengan 6 kali pengeluaran bulanan.
  • Jika sudah berkeluarga atau memiliki satu anak, minimal siapkan dana darurat yang setara dengan 9 kali pengeluaran bulanan.
  • Jika sudah berkeluarga dengan dua anak atau lebih, sebaiknya dana darurat yang disiapkan adalah 12 kali pengeluaran bulanan.

5. Asuransi

Asuransi sangat penting, terutama jika kamu sudah berkeluarga dan memiliki berbagai tujuan keuangan. Fungsi utama asuransi adalah untuk mengurangi risiko terhadap arus kas keuangan kamu. 

Misalnya, jika kamu dan pasangan memiliki penghasilan Rp50 juta per bulan, dan sudah mengalokasikan 30% untuk tabungan dan investasi serta 10% untuk sedekah, kamu bisa menyisihkan 10% dari penghasilan bulanan untuk asuransi. 

Ini sudah termasuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi penyakit kritis.

Asuransi jiwa, khususnya, sangat penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama jika kamu adalah kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga. 

Jika terjadi sesuatu padamu, asuransi jiwa akan memberikan uang pertanggungan untuk keluarga agar mereka bisa melanjutkan hidup. Dengan menghemat pengeluaran, kamu bisa mendapatkan beberapa keuntungan. 

Pertama, kamu bisa mengalokasikan hanya 50% dari pemasukan untuk kebutuhan pokok tanpa mengganggu pos pengeluaran lainnya. Kedua, kamu akan memiliki lebih banyak dana yang bisa dialokasikan untuk tabungan dan investasi.

Namun, meskipun semua pos pengeluaran bisa dihemat, hal ini hanya efektif jika kamu memiliki niat dan konsistensi dalam berhemat. 

Godaan untuk berbelanja secara boros memang banyak, dan meskipun ini bukan hal yang mudah, semakin cepat kamu melakukannya, semakin baik. Intinya, agar pengelolaan keuangan rumah tangga berjalan dengan lancar, yang dibutuhkan adalah disiplin. 

Jika kamu konsisten, kamu akan bisa memenuhi kebutuhan pokok, menikmati hidup, dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik untuk dirimu dan keluarga.

Cara Membuat Anggaran Kebutuhan Bulanan untuk Rumah Tangga

Menyusun anggaran sebaiknya dilakukan oleh setiap orang setelah mulai memiliki penghasilan. Namun, banyak orang yang merasa kesulitan dalam menyusun anggaran bulanan. 

Salah satu kesulitan utama adalah pada tahap awal penyusunan anggaran itu sendiri. Selain itu, setelah anggaran disusun, banyak yang gagal dan menghadapi berbagai kendala finansial. 

Agar bisa berhasil dalam menyusun anggaran bulanan dan menghindari masalah keuangan di masa depan, perhatikan beberapa hal berikut.

1. Tentukan tujuan keuangan

Setiap hal yang dilakukan harus memiliki tujuan, termasuk dalam menyusun anggaran. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dan estimasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai setiap target tersebut. 

Tujuan keuangan ibarat impian, jadi jangan takut untuk bermimpi besar. Tetapkan target besar di masa depan seperti melanjutkan pendidikan, berlibur ke luar negeri, umroh, naik haji, membeli mobil impian, dan sebagainya. 

Namun, jangan lupakan juga target yang lebih mendesak seperti biaya pernikahan, membeli rumah, biaya kelahiran anak, dan kebutuhan lainnya.

2. Rajin berinvestasi

Setelah menetapkan tujuan, persiapkan dana untuk mencapainya dengan mulai berinvestasi secara rutin. Sisihkan sebagian penghasilan bulanan untuk investasi. Semakin cepat kamu mulai menyiapkan dana, semakin besar potensi hasilnya. 

Seperti pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Dalam berinvestasi, jangan lupa untuk mempraktikkan prinsip dasar investasi, yaitu menyebar risiko. 

Jangan menaruh semua dana investasi dalam satu tempat, karena jika terjadi sesuatu, bisa berisiko besar. Pilih berbagai jenis portofolio yang sesuai dengan profil risikomu.

3. Atur prioritas kebutuhan

Setiap tujuan itu penting, namun tidak semuanya memiliki tingkat urgensi yang sama. Dari banyak hal yang ada dalam daftar, ada yang masuk dalam kategori prioritas utama, sekunder, dan tersier. 

Ada juga tujuan keuangan yang harus dicapai dalam waktu dekat, menengah, hingga jangka panjang. Selain itu, ada kebutuhan pokok yang secara rutin menyedot anggaran. 

Oleh karena itu, buatlah skala prioritas agar kamu tahu mana yang harus dipenuhi lebih dulu dan mana yang bisa ditunda. Alokasikan anggaran lebih besar untuk kebutuhan yang lebih mendesak dan harus tercapai dalam waktu singkat.

4. Sesuaikan dengan gaya hidup

Setelah mengetahui tujuan perencanaan keuangan yang ingin dicapai, lakukan introspeksi diri. Tanyakan pada diri sendiri, apakah dengan gaya hidup saat ini, target-target tersebut dapat tercapai. 

Jika kondisi keuangan masih terbatas, maka gaya hidup perlu disesuaikan. Misalnya, lebih baik menggunakan transportasi publik terlebih dahulu daripada memiliki kendaraan pribadi, agar pengeluaran tidak membengkak. 

Jika pengeluaran lebih besar dari penghasilan, maka anggaran untuk hal-hal yang tidak terlalu penting harus dipangkas.

Saat gaji naik, gaya hidup seringkali ikut berubah. Sebelum membuat perubahan gaya hidup, pastikan terlebih dahulu apakah target dan tujuan keuangan sudah tercapai. Ingat, kenaikan gaji tidak selalu menjamin bahwa masalah keuangan akan teratasi.

5. Siapkan dana darurat dan asuransi

Sebagus apapun rencana yang dibuat, akan lebih baik lagi jika ada rencana cadangan. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. 

Meskipun hari ini kamu masih bekerja dengan penghasilan tetap, tidak ada jaminan bahwa besok hari kamu akan tetap bekerja atau dalam kondisi sehat. 

Oleh karena itu, dana darurat sangat penting untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Besaran dana darurat yang disarankan adalah 3-6 kali pengeluaran bulanan.

Cara Menyusun Anggaran Bulanan dengan Metode Persentase

Menyusun anggaran bulanan, baik untuk individu maupun keluarga, memang bisa menjadi tantangan. Menyusun anggaran bukan hanya soal menambahkan pengeluaran dan mengurangi pendapatan. 

Berdasarkan berbagai sumber, menyusun anggaran bulanan dapat lebih mudah dan efektif jika menggunakan sistem persentase daripada alokasi uang berdasarkan jumlah penghasilan.

Sistem persentase membagi pos pengeluaran dalam bentuk persentase tertentu. Dengan sistem ini, kamu bisa melihat secara keseluruhan pendapatan yang dapat dibelanjakan setiap bulan. 

Hal ini memungkinkan kamu untuk mengidentifikasi dan menyesuaikan pengeluaran di berbagai pos agar tujuan perencanaan keuangan dapat tercapai.

Selain itu, sistem persentase juga cocok bagi mereka yang tidak terlalu suka dengan angka-angka rinci dalam pengeluaran. 

Dengan menggunakan sistem ini, kamu dapat menghindari kebingungan dalam membagi dana saat menyusun perencanaan keuangan, sehingga kamu tidak merasa pusing saat memutuskan berapa banyak yang akan dibelanjakan. 

Sebagai contoh, berikut adalah cara menyusun anggaran bulanan menggunakan sistem persentase dari pendapatan:

  • Tempat Tinggal: 25%-35%
  • Asuransi: 10%
  • Investasi: 10%
  • Tabungan: 10%
  • Makanan: 10%-15%
  • Transportasi: 10%-15%
  • Utilitas: 5%-10%
  • Hiburan: 5%-10%
  • Pakaian: 5%
  • Pribadi: 5%-10%

Penyusunan persentase anggaran ini adalah langkah dasar yang bisa kamu sesuaikan dengan kondisi keuangan dan gaya hidup. 

Misalnya, kamu bisa menambahkan persentase anggaran untuk cicilan utang, sedekah, dana darurat, perawatan hewan peliharaan, dan lain-lain. Yang penting, pastikan semua pengeluaran tercatat dengan baik dalam perhitungan anggaranmu.

Manfaat Anggaran Kebutuhan Bulanan untuk Rumah Tangga

Anggaran rumah tangga tidak hanya penting untuk menjaga kondisi keuangan keluarga agar lebih teratur, tetapi juga dapat mempererat hubungan suami-istri. Berikut adalah beberapa manfaatnya:

1. Membuat hubungan lebih harmonis

Ketika berbicara tentang uang, keterbukaan dan transparansi sangat penting. Dengan disiplin dalam membuat anggaran, komunikasi antara pasangan akan semakin lancar.

Tentu saja, ini juga tergantung pada gaya komunikasi masing-masing pasangan. Ada yang memilih untuk menjaga privasi soal uang, bahkan setelah menikah, sementara ada juga yang terbuka mengenai semua hal, termasuk gaji. 

Namun, yang jelas, saat pasangan sepakat untuk membuat anggaran rumah tangga bersama, mereka akan lebih sering berdiskusi tentang pandangan masing-masing mengenai uang.

2. Saling mengerti

Meskipun saling mencintai, setiap pasangan tetaplah individu dengan kebiasaan dan sifat yang berbeda. Dalam proses penyusunan anggaran, kita bisa lebih memahami kebiasaan pasangan dalam mengelola keuangan. 

Misalnya, suami akan tahu bahwa istrinya rajin menabung dan tidak terlalu suka berbelanja. Sebaliknya, istri pun bisa lebih mengerti bahwa suaminya cenderung boros, terutama jika berkaitan dengan hobinya di dunia otomotif.

3. Lebih terkontrol

Salah satu manfaat dari anggaran keuangan rumah tangga adalah membantu mengendalikan pengeluaran, terutama untuk hal-hal yang bukan menjadi prioritas utama.

Ketika ada salah satu pasangan yang mulai boros atau tidak konsisten dengan rencana yang telah disusun, pasangan lainnya bisa saling mengingatkan.

Memang, praktiknya tidak selalu mudah, karena seringkali sulit menahan godaan. Misalnya, istri yang hobi membeli tas meski koleksinya sudah memenuhi satu lemari. 

Padahal, jika dipikirkan lebih matang, tas bukanlah kebutuhan mendesak, melainkan keinginan yang bisa ditunda. 

Inilah pentingnya peran pasangan untuk saling mengingatkan, terutama ketika ada perencanaan besar seperti biaya pendidikan anak atau renovasi rumah. Keduanya harus sadar bahwa setiap pengeluaran memiliki prioritas.

4. Punya simpanan

Mengelola keuangan dengan baik sangat penting untuk memastikan kehidupan yang layak dan masa depan yang lebih tenang. Terlebih lagi, ketika sudah membangun rumah tangga, kebutuhan hidup tentu akan semakin banyak.

5. Anggaran Keuangan Keluarga untuk Pengawasan

Anggaran yang telah disusun harus dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Dalam praktiknya, kamu juga perlu mencatat pengeluaran harian. Setelah itu, catatan pengeluaran tersebut dibandingkan dengan anggaran yang sudah dibuat. Sebagai contoh:

  • Anggaran belanja rumah tangga bulan Februari 2021: Rp 1.000.000
  • Kenyataannya belanja rumah tangga bulan Februari 2021: Rp 1.200.000

Jika pengeluaran melebihi anggaran (dikenal sebagai over budget), fungsi pengawasan anggaran menjadi sangat penting. 

Idealnya, pengawasan dilakukan setiap akhir pekan. Namun, jika kamu dan keluarga terlalu sibuk, pengawasan bisa dilakukan setiap akhir bulan. 

Dengan disiplin dalam membuat anggaran, pasangan akan lebih mudah memiliki alokasi untuk tabungan, investasi, dan dana cadangan. Secara otomatis, masa depan keuangan keluarga pun akan lebih terjamin.

Sebagai penutup, dengan pengelolaan yang tepat, kebutuhan bulanan rumah tangga dapat terpenuhi dengan lebih teratur, memberikan kestabilan keuangan yang lebih baik untuk keluarga.

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index