Bank

Peluncuran Bank Emas Pertama di Indonesia: Mendorong Hilirisasi dan Industri Emas Nasional

Peluncuran Bank Emas Pertama di Indonesia: Mendorong Hilirisasi dan Industri Emas Nasional
Peluncuran Bank Emas Pertama di Indonesia: Mendorong Hilirisasi dan Industri Emas Nasional

JAKARTA - Pada hari Rabu, 26 Februari, Indonesia menandai tonggak sejarah baru dengan peluncuran Bullion Bank pertama di tanah air. Langkah besar ini merupakan manifestasi dari komitmen Indonesia untuk memperkuat hilirisasi dan industri emas dalam negeri. Inisiatif ini juga didukung secara aktif oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang telah memainkan peran penting sebagai ketua tim kelayakan bisnis sejak awal 2021.

Menurut Dr. Ir. Arman Hakim Nasution, Kepala Pusat Studi Pengembangan Industri dan Kebijakan Publik (PSPI-KP) ITS, peluncuran Bullion Bank adalah langkah strategis untuk memaksimalkan nilai tambah produk emas di Indonesia. "Tentunya dalam mewujudkannya perlu diiringi oleh kebijakan dan peraturan yang saling mendukung," ungkap Arman. Hal ini menunjukkan pentingnya dukungan regulasi yang kokoh untuk kesuksesan inisiatif ini.

Salah satu elemen krusial dalam pengembangan Bullion Bank adalah kebijakan perpajakan dan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ketat terhadap produk emas. Arman menekankan, "Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk emas wajib diterapkan untuk memperkuat jalannya Bullion Bank Indonesia." Dengan adanya standar ini, kualitas emas dapat dijamin, dan risiko dapat dikurangi.

Skema hilirisasi emas di Indonesia memerlukan proses transisi yang tidak singkat. Namun, Arman optimistis bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan, kepercayaan konsumen dalam negeri dan perdagangan emas antar negara akan semakin kuat. Kepercayaan ini diharapkan dapat mengubah lanskap perdagangan emas nasional, memperpendek rantai pasokan, dan menurunkan biaya distribusi. "Tahap transisi ini setidaknya memerlukan waktu dua hingga tiga tahun," jelas Arman.

Pengolahan emas di dalam negeri melalui refinery lokal juga menjadi fokus utama. Upaya ini bertujuan agar pengolahan emas dapat dilakukan secara mandiri, tanpa banyak bergantung pada proses luar negeri. Hal ini akan berdampak signifikan pada efisiensi rantai pasokan dan penurunan biaya distribusi, yang selanjutnya dapat meningkatkan daya saing emas Indonesia di pasar internasional.

Dalam sebuah diskusi di Focus Group Discussion tentang Implementasi SNI Perhiasan Emas, Arman menyatakan harapannya bahwa produk emas Indonesia akan lebih kompetitif secara global. "Nantinya bukan hanya individu yang tertarik menggunakan layanan ini, namun industri juga akan melirik," tandas Arman dengan optimisme. Stabilitas harga emas domestik dan meningkatnya daya tarik layanan tabungan emas di Bullion Bank diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan ini.

Lebih dari itu, kehadiran Bullion Bank Indonesia diperkirakan akan memajukan pasar dan industri emas nasional menjadi lebih transparan dan profesional. Arman menambahkan, "Diharapkan Bullion Bank Indonesia ini dapat mendukung stabilitas pasar emas domestik, mengelola cadangan devisa negara, dan meningkatkan penerimaan negara melalui pajak." Pernyataan ini mencerminkan visi besar dari kehadiran Bullion Bank dalam ekosistem ekonomi Indonesia.

Potensi Bullion Bank untuk Menopang Ekonomi

Bullion Bank Indonesia tidak hanya berperan dalam meningkatkan kualitas pengolahan emas, tetapi juga berpotensi menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Dengan mengelola cadangan emas yang baik, Indonesia dapat memiliki pijakan yang kuat dalam menghadapi fluktuasi ekonomi global yang tidak menentu.

Dari perspektif fiskal, kehadiran Bullion Bank juga berperan dalam mengoptimalkan penerimaan negara melalui pajak. Dukungan kebijakan pemerintah yang bersifat proaktif dan akuntabel akan sangat penting dalam mewujudkan potensi ini. "Tentunya, ini semua perlu didukung oleh kebijakan yang saling sinergis antar lembaga pemerintahan agar manfaatnya bisa optimal," tambah Arman.

Masyarakat dan Industri Sebagai Stakeholder Utama

Dalam upaya pengembangan hilirisasi emas ini, tidak hanya pemerintah dan lembaga penelitian seperti ITS yang berperan penting, tetapi juga masyarakat dan industri harus berpartisipasi. Lebih banyak individu dan entitas industri yang tertarik untuk berinvestasi dalam bentuk tabungan atau perdagangan emas akan memperkuat posisi Bullion Bank sebagai lembaga keuangan yang relevan.

Kolaborasi berbagai elemen masyarakat ini diharapkan dapat mendorong pengembangan industri emas yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Keberhasilan Bullion Bank tidak hanya diukur dari keuntungan ekonomi semata, tetapi juga dari kemampuannya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index