Kementrian Kebudayaan

Kementerian Kebudayaan Buka Balai Pelestarian Budaya di Kalsel

Kementerian Kebudayaan Buka Balai Pelestarian Budaya di Kalsel
Kementerian Kebudayaan Buka Balai Pelestarian Budaya di Kalsel

JAKARTA - Pembukaan Balai Pelestarian Kebudayaan di Kalimantan Selatan membawa harapan baru bagi upaya menjaga warisan budaya dan sejarah di wilayah tersebut. Kementerian Kebudayaan memastikan bahwa langkah ini bukan hanya sekadar membuka kantor baru, melainkan strategi untuk memperkuat identitas budaya lokal.

Dengan kekayaan sejarah peradaban yang ada, Kalimantan Selatan dinilai sebagai lokasi yang tepat untuk memperkuat program pelestarian kebudayaan. Keberadaan balai ini diharapkan dapat menjadi pusat aktivitas, penelitian, hingga pengembangan tradisi yang hidup di tengah masyarakat.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, kehadiran unit pelaksana teknis ini akan menjadi motor penggerak agar kebudayaan daerah semakin maju dan mampu bersaing dengan perkembangan zaman, termasuk budaya digital.

“Kami berharap dengan hadirnya Balai Pelestarian Kebudayaan dapat memajukan kebudayaan khususnya di Kalimantan Selatan yang memang sangat kaya dengan sejarah budaya peradaban dan temuan-temuan dari latar belakang bangsa,” ujar Fadli Zon dalam pernyataannya di Jakarta, Senin.

Menurutnya, Kalimantan Selatan memiliki potensi luar biasa yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Sejarah panjang dan warisan budaya yang masih tersimpan di berbagai daerah menjadi peluang besar untuk ditampilkan lebih luas kepada masyarakat.

Karena itu, kehadiran balai ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk komitmen negara dalam menjaga dan memajukan aset budaya bangsa di level lokal maupun nasional.

Fadli juga menambahkan, unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kebudayaan di Kalimantan Selatan diharapkan dapat mendorong lahirnya budaya baru yang berakar pada tradisi, tetapi tetap terbuka pada perkembangan kontemporer.

Budaya yang beradaptasi dengan perkembangan digital menjadi salah satu arah yang akan dikuatkan melalui keberadaan balai. Dengan begitu, tradisi lokal tidak hanya dilestarikan, tetapi juga diperkenalkan melalui medium yang lebih relevan bagi generasi muda.

“Harapannya, kebudayaan kita tidak hanya berhenti pada pelestarian, melainkan juga bisa bertransformasi mengikuti perkembangan zaman,” tegas Fadli.

Kunjungan Fadli ke Kalimantan Selatan bertepatan dengan peninjauan Kantor Kerja Sama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Banjarmasin, Kota Banjarbaru. Kantor tersebut diproyeksikan sebagai lokasi bagi unit pelaksana teknis baru Kementerian Kebudayaan.

Dalam kunjungan tersebut, Fadli melihat langsung sejumlah temuan cagar budaya dari berbagai wilayah Kalimantan. Temuan-temuan itu menjadi bukti nyata betapa kayanya wilayah ini dengan peninggalan bersejarah.

Sejumlah koleksi yang dipamerkan antara lain berupa kerangka hewan purba, benda-benda yang diduga sebagai objek cagar budaya, serta artefak yang tengah dan sudah diteliti oleh BRIN.

Peneliti Ahli Madya Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Nugroho Nur Susanto, menjelaskan bahwa koleksi temuan ini dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk diteliti oleh Kementerian Kebudayaan.

Menurutnya, kehadiran Balai Pelestarian Kebudayaan Kalimantan Selatan akan memperluas akses penelitian, sekaligus memberikan ruang bagi kajian lebih mendalam terhadap warisan sejarah tersebut.

“Dengan adanya balai ini, temuan-temuan berharga itu bisa dikembangkan lebih lanjut untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pelestarian budaya,” ujar Nugroho.

Selain menjadi pusat penelitian, balai ini juga diharapkan mampu menjadi wadah edukasi bagi masyarakat luas. Generasi muda, pelajar, hingga peneliti dapat memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengenal lebih dekat sejarah dan budaya Kalimantan.

Fadli menyampaikan bahwa kebudayaan tidak boleh hanya dinikmati secara lokal, tetapi harus dapat menjadi identitas yang dikenal secara nasional maupun internasional.

Dengan dukungan fasilitas penelitian dan pengelolaan yang lebih terarah, diharapkan warisan budaya Kalimantan Selatan bisa semakin dikenal luas dan menjadi bagian penting dari kebanggaan bangsa.

Kalimantan Selatan sendiri dikenal memiliki sejarah panjang peradaban yang berhubungan dengan berbagai etnis dan budaya Nusantara. Mulai dari tradisi lisan, seni pertunjukan, hingga peninggalan arkeologi menjadi aset yang layak dijaga.

Keberadaan Balai Pelestarian Kebudayaan akan memudahkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk akademisi, komunitas budaya, serta masyarakat adat yang masih memegang teguh tradisi mereka.

Kolaborasi ini diyakini menjadi kunci agar warisan budaya tidak hanya dilestarikan, tetapi juga diberdayakan untuk kepentingan pembangunan daerah.

Selain itu, keberadaan balai juga diharapkan dapat mendukung pariwisata budaya Kalimantan Selatan. Dengan promosi yang lebih baik, wisatawan bisa mendapatkan pengalaman langsung mengenal sejarah dan tradisi khas daerah ini.

Fadli optimistis, jika dikelola secara profesional, pelestarian budaya dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat setempat. Tradisi lokal yang dipadukan dengan pendekatan modern bisa menjadi daya tarik tersendiri.

“Pelestarian budaya harus bisa memberikan manfaat nyata, baik secara sosial maupun ekonomi bagi masyarakat,” tuturnya.

Kementerian Kebudayaan juga menegaskan bahwa pembukaan balai ini akan menjadi pintu awal dari berbagai program berkelanjutan. Agenda riset, dokumentasi, hingga revitalisasi tradisi menjadi fokus kerja yang akan dijalankan secara bertahap.

Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam memperkuat kebudayaan sebagai salah satu pilar pembangunan nasional. Kalimantan Selatan dengan kekayaannya, dipandang sebagai laboratorium budaya yang sangat potensial.

Dengan komitmen ini, diharapkan identitas budaya daerah dapat tetap terjaga sekaligus memberi kontribusi besar pada wajah kebudayaan Indonesia.

Kesimpulannya, kehadiran Balai Pelestarian Kebudayaan di Kalimantan Selatan menandai babak baru dalam perjalanan pemajuan kebudayaan nasional. Dengan dukungan pemerintah, riset, serta keterlibatan masyarakat, pelestarian budaya diyakini bisa berjalan lebih maksimal.

Warisan budaya bukan hanya peninggalan masa lalu, tetapi juga aset penting untuk masa depan. Melalui balai ini, generasi mendatang diharapkan dapat terus mengenal dan mencintai kebudayaan mereka sendiri.

Kalimantan Selatan kini memiliki tonggak baru untuk memperkuat jati diri budaya, sekaligus membawanya ke panggung yang lebih luas di tingkat nasional maupun internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index