Erick Thohir Ungkap Liga Putri Digelar Setelah Pembinaan

Minggu, 06 Juli 2025 | 14:51:25 WIB
Erick Thohir Ungkap Liga Putri Digelar Setelah Pembinaan

JAKART - Setelah laga Timnas Putri melawan Taiwan di Stadion Indomilk Arena, sebuah momen penting menarik perhatian. Para pemain Timnas Putri tak hanya berjalan memberi salam pada penonton, tetapi juga menyampaikan pesan jelas: “Pak Erick, kapan Liga 1 Putri digelar?” Pesan itu ditampilkan dalam bentuk spanduk yang mereka bentangkan, langsung ditujukan ke Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri BUMN, Erick Thohir.

Spanduk tersebut awalnya diberikan oleh simpatik suporter kepada para pemain usai pertandingan, lalu menjadi alat vokal para atlet untuk menyuarakan aspirasi mereka. Meskipun kalah 1-2 dalam laga Kualifikasi Piala Asia 2026, para pemain tetap menyampaikan harapan besar: mereka ingin melihat liga profesional sepak bola wanita berdiri memadai.

Tanggapan Tegas dari Erick Thohir

Ketika menyelesaikan wawancara singkat di pintu VIP, Erick Thohir memilih memberi jawaban langsung: “Saya sudah jawab berkali-kali. Saya tidak mau mengulang. Saya tidak takut tekanan, tetapi realitanya memang belum bisa.” Pernyataan tersebut menggambarkan sikap tegas, meski tetap terbuka pada masa depan Liga 1 Putri.

Teriakan suporter seperti “Pemain juga butuh makan!” terdengar nyaring di area mixed zone, menandakan tekanan publik untuk memperlihatkan dukungan nyata bagi sepak bola wanita. Namun, Erick tetap menolak terburu-buru memulai kompetisi yang belum memiliki fondasi cukup kuat.

Ekosistem Sepak Bola Wanita Masih Membutuhkan Waktu

Menurut Erick, road map pembentukan liga putri harus menunggu ekosistem yang matang. Salah satu hambatan utama masih jumlah pemain dan klub yang belum memadai untuk menyelenggarakan liga secara reguler. Saat ini, sebagian besar pemain masih berpusat di Timnas, tanpa klub senior yang menjadi motor utama liga kompetitif.

PSSI pun tengah fokus pada pembinaan. Mulai dari turnamen usia dini, kerjasama dengan swasta (misalnya Djarum Foundation), hingga Piala Pertiwi untuk berbagai kelompok umur. Semua agenda dirancang untuk meningkatkan jumlah pemain dan minat terhadap kompetisi sepak bola wanita.

Kenapa Tunda Liga Putri Hingga Ekosistem Matang

Erick menyatakan bahwa Liga 1 Putri tidak bisa dipaksakan jika pondasinya belum siap. “Timnya siapa saja? Kan memang belum ada klubnya. Semua pemain masih terpusat di Timnas. Kalau mau liga, harus sabar. Saya tidak mau memaksakan diri memulai sesuatu yang pondasinya belum siap,” jelasnya.

Faktanya, klub-klub putri yang ada masih minim, dan kurangnya dukungan finansial serta infrastruktur menjadi tantangan nyata. Memaksa menyelenggarakan liga tanpa dukungan cukup bisa berujung kegagalan dan melemahkan semangat para pemain.

Target 2027: Harapan Liga Putri Mulai Terbuka

Meski ada penundaan, Erick menegaskan bahwa Liga 1 Putri bisa digelar mulai tahun 2027 selama proses pembinaan berjalan lancar dan jumlah klub serta pemain memadai. Ini menjadi sinyal positif bahwa kompetisi sepak bola wanita bukan sekadar wacana, melainkan target yang nyata di masa depan.

Erick berharap inisiatif pembentukan klub muncul dari bawah, bukan di atas. Pengalaman liga putra menunjukkan bahwa semangat dan dorongan komunitas lokal menjadi kunci sukses kompetisi berjalan.

Peran Suporter dan Atlet dalam Mengawal Proses

Aksi spanduk tersebut bahkan menyulut gelora public. Pilihan ini menunjukkan bahwa para pemain dan suporter memiliki peran aktif dalam mendorong pembentukan liga. Suara mereka menjadi pengingat penting bahwa ini bukan hanya soal gelar, tetapi juga tentang keadilan dan peluang layak di dunia sepak bola.

Para pemain yang bertaruh perkara profesionalitas pun butuh dukungan rakyat: dari pengakuan publik hingga pijakan sistem di level klub dan pengurus.

Sinergi PSSI, Pemerintah, dan Pendukung Klub

Kesuksesan pembentukan liga putri memerlukan kerja sama berkelanjutan antara PSSI, pemerintah, sponsor, dan pelaku komunitas sepak bola. Pendekatan ini akan menciptakan iklim yang memadai, baik fasilitas, pendanaan, pembinaan sampai peluang bagi pemain muda.

Selain itu, dukungan publik, media, dan stakeholder sangat penting agar proses pembinaan dapat berjalan optimal dan menghasilkan kompetisi yang stabil.

Tantangan dan Peluang yang Selektif

Bukan tanpa tantangan, pembentukan liga putri juga memberi peluang besar: memperluas kesempatan bagi perempuan di sepak bola, memperkaya kompetisi, sekaligus mendukung penuh visi olahraga nasional yang inklusif.

Peningkatan jumlah pemain tidak hanya lahir dari kompetisi, tetapi juga program sekolah, kampus, maupun komunitas. Dengan dukungan PSSI dan regulasi yang memadai, proses pembinaan bakal makin masif.

Memajukan Sepak Bola Wanita: Investasi Sosial dan Budaya

Sepak bola bukan hanya soal prestasi olahraga, melainkan juga investasi sosial dan budaya. Membuka peluang pemain wanita menjadi bagian dari strategi membangun ekosistem olahraga yang sehat, demokratis, dan berkelanjutan.

Suara para atlet dan suporter saat ini adalah magnet yang menggerakkan kesadaran awam sekaligus pengambil kebijakan untuk bertindak nyata.

Membentuk Masa Depan Sepak Bola Wanita

Aksi bentang spanduk di Tugu Indomilk Arena bukan sekadar tuntutan, melainkan perwujudan patriotisme olahraga. Meski proses belum selesai, sinyal positif dari Erick Thohir memberikan harapan bahwa Liga 1 Putri bukan mimpi, tapi target yang realistis untuk diwujudkan.

Dengan waktu hingga 2027, seluruh pihak diberi kesempatan membangun fondasi yang kokoh. Pasokan pemain, dana, infrastruktur, dan popularitas harus tumbuh bersama. Saat itulah sepak bola wanita bukan hanya meriah di lapangan internasional, tapi juga berdiri kokoh kompetisi di tanah air.

Terkini

13 Rekomendasi Aplikasi Online Shop Terbaik 2025

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:52 WIB

10 Rekomendasi Asuransi Mobil Terbaik 2025

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:50 WIB

15 Makanan Sehat untuk Diet dan Bikin Cepat Kurus

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:50 WIB

10 Tempat Main Padel Jakarta, Lokasi, dan Harga Sewanya

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:49 WIB