JAKARTA - Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di bidang otomotif terus berlanjut melalui Proyek Higher Education for Technology and Innovation (HETI). Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, Koordinator Pengembangan Staf Proyek HETI, Muhammad Ubaidillah Al Mustofa MSEI, bersama tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan kunjungan ke Beifang, sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan yang berperan penting dalam pengembangan program ini. Kunjungan yang baru saja berlangsung bertujuan untuk menyelesaikan beberapa hal krusial terkait pelatihan dosen di bidang otomotif yang nantinya akan diadakan, termasuk memfinalisasi kurikulum pelatihan, memeriksa kesiapan fasilitas, dan menyepakati teknis pelaksanaan program.
Pelatihan dosen ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mempersiapkan para tenaga pendidik di Indonesia agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sejalan dengan perkembangan industri otomotif global. Oleh karena itu, Ubaidillah menekankan pentingnya memastikan bahwa kurikulum yang dirancang dapat mengakomodasi kebutuhan industri, serta memfasilitasi dosen dengan metode dan alat yang dapat menunjang pengajaran di bidang otomotif dengan lebih efektif.
Selama kunjungan, sejumlah aspek teknis dan administratif dibahas secara mendalam antara tim ITS dan pihak Beifang. Diskusi yang berjalan cukup intens ini menghasilkan beberapa kesepakatan penting, salah satunya adalah penurunan biaya pelatihan per peserta. Melalui negosiasi yang berlangsung, biaya pelatihan yang awalnya sebesar USD 2.600, berhasil diturunkan menjadi USD 1.980 per peserta. Keputusan ini tentu sangat menguntungkan bagi banyak pihak, karena dapat membuat program pelatihan lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas materi yang disampaikan.
- Baca Juga Tips Menabung Emas yang Aman dan Cuan
Bagi Ubaidillah dan tim ITS, penurunan biaya tersebut menjadi pencapaian positif karena berpotensi membuat pelatihan ini lebih inklusif bagi lebih banyak dosen di Indonesia. Ubaidillah juga menambahkan bahwa diskusi lebih lanjut mengenai fasilitas pelatihan dan model pembelajaran yang akan diterapkan dilakukan dengan seksama. Hal ini sangat penting mengingat model pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan perkembangan teknologi otomotif terkini dan bisa diadaptasi dengan baik oleh peserta pelatihan.
Dalam pembahasan mengenai fasilitas pelatihan, tim ITS memastikan bahwa Beifang siap untuk menyediakan berbagai fasilitas yang memadai guna mendukung kelancaran program pelatihan. Mulai dari peralatan otomotif terkini hingga ruang kelas yang nyaman dan mendukung suasana belajar yang kondusif. Selama kunjungan, pihak ITS juga mengunjungi beberapa fasilitas Beifang untuk melakukan verifikasi terhadap ketersediaan perangkat yang akan digunakan dalam pelatihan.
Selain itu, diskusi mengenai kurikulum pelatihan juga menjadi bagian utama dari agenda kunjungan tersebut. Kurikulum yang akan diterapkan dalam pelatihan dosen ini dirancang agar sesuai dengan kebutuhan industri otomotif global. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa para peserta pelatihan, yang sebagian besar merupakan dosen dari berbagai universitas di Indonesia, akan mendapatkan materi yang relevan dan up-to-date. Ubaidillah menjelaskan bahwa kurikulum ini tidak hanya mencakup teori dasar otomotif, tetapi juga pengetahuan praktis yang akan berguna dalam pembelajaran di dunia nyata.
“Kurikulum ini dirancang agar selaras dengan kebutuhan industri otomotif global,” ujar Ubaidillah. "Kami ingin memastikan bahwa pelatihan ini memberikan pengajaran yang berkualitas tinggi dan dapat digunakan secara langsung dalam praktek industri otomotif," tambahnya. Hal ini tentu menjadi langkah strategis untuk menjawab tantangan global di bidang otomotif, di mana perkembangan teknologi sangat cepat dan beragam inovasi terus muncul.
Kehadiran program pelatihan dosen ini diharapkan dapat mencetak tenaga pengajar yang kompeten di bidang otomotif, yang tidak hanya mampu mengajar teori tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk terjun langsung ke dunia industri dengan keterampilan praktis yang dibutuhkan. Dengan adanya kurikulum yang disusun secara hati-hati dan fasilitas yang memadai, program ini diharapkan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan industri, terutama dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan perkembangan teknologi kendaraan listrik yang semakin pesat.
Selain itu, Proyek HETI juga bertujuan untuk memperluas jaringan kerjasama antar perguruan tinggi dan industri. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Beifang yang merupakan mitra internasional, diharapkan dapat tercipta sinergi yang saling menguntungkan antara dunia pendidikan dan industri otomotif. Hal ini tentu sangat penting untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan perkembangan teknologi.
Setelah kunjungan ini, langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti hasil diskusi dan memastikan bahwa semua persiapan untuk pelatihan dosen dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Keberhasilan dari program ini tidak hanya akan bermanfaat bagi para dosen yang terlibat, tetapi juga bagi mahasiswa dan industri otomotif Indonesia yang akan mendapatkan manfaat dari peningkatan kualitas pendidikan di bidang ini.
Dengan segala persiapan yang matang, Ubaidillah dan tim ITS optimis bahwa program pelatihan dosen bidang otomotif ini akan berjalan dengan sukses dan dapat memberikan dampak positif yang besar bagi dunia pendidikan Indonesia. Melalui kerjasama internasional ini, diharapkan Indonesia dapat semakin berperan aktif dalam perkembangan industri otomotif global, sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di bidang teknologi dan inovasi.