JAKARTA - Di tengah tantangan global seperti krisis geopolitik, perubahan iklim, dan restrukturisasi ekonomi, peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) justru semakin menjadi pusat perhatian. Bagi tokoh seperti Sandiaga Uno, UMKM bukan hanya sektor sekunder, tetapi tulang punggung perekonomian Indonesia dan Asia Tenggara. Dalam forum Rencontres Economiques d’Aix‑en‑Provence 2025 di Prancis, Sandiaga menegaskan bahwa langkah konkret harus berbasis akar rumput: pemberdayaan ekonomi melalui inovasi, kolaborasi regional, dan dukungan kebijakan yang tepat.
Asia Tenggara Bersatu untuk Ekonomi Inklusif
“Hari ini, Asia Tenggara sedang bangkit bukan hanya Singapura, tetapi juga Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Kita tidak datang untuk bersaing, tetapi untuk berkolaborasi demi masa depan bersama.” Pernyataan ini menggambarkan optimisme kawasan dalam mendorong ekonomi inklusif. Alih-alih saling berkompetisi, negara-negara ASEAN kini tengah bersinergi untuk menciptakan ekosistem ekonomi bersama yang mengutamakan kondisi sosial dan pemberdayaan lokal.
- Baca Juga Tips Menabung Emas yang Aman dan Cuan
Konsep “Innovation with a Soul” yang Inklusif
Sandiaga memperkenalkan kerangka “Innovation with a Soul” Innovation, Adaptation, dan Collaboration (3ion). Inovasi terjadi bukan hanya di laboratorium, tetapi juga di lapangan: pasar tradisional, petani, dan keluarga desa. Inovasi harus "high-touch", menyentuh masyarakat langsung dan memberikan dampak nyata. Menggabungkan nilai lokal dan teknologi global, ini menjadi fondasi bagi gerakan sociopreneur yang bukan hanya menghasilkan profit, tetapi juga memecahkan masalah sosial.
Tantangan Besar dan Kesempatan UMKM Indonesia
Indonesia memiliki jutaan UMKM yang menyumbang sekitar 97% lapangan kerja nasional. Namun di balik itu, mereka menghadapi tantangan serius: celah digital, rendahnya akses pembiayaan formal, dan kurangnya literasi teknologi. Selain itu, sertifikasi halal dan peluang ekspor juga masih minim. Ini adalah tugas berat bagi kebijakan dan program inovasi agar UMKM tak tertinggal dari arus perkembangan global.
OK OCE: Memperkuat Semangat Kewirausahaan Lokal
Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, Sandiaga mencetuskan gerakan OK OCE (One Kecamatan One Center of Entrepreneurship). Gerakan ini berhasil menghimpun lebih dari 600.000 pelaku UMKM. Menariknya, kini OK OCE telah merambah ke Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat, menjembatani relasi pasar dan pelatihan lintas negara. Gerakan ini menunjukkan bahwa akar rumput yang kuat mampu berkembang dan beradaptasi hingga ke pasar global.
Menyambut Era Digital: Literasi dan Sertifikasi Halal
Guna mendukung penetrasi UMKM ke ruang digital dan global, Sandiaga menyoroti tiga aspek penting: literasi digital, sertifikasi halal, dan akses pembiayaan hijau. Literasi digital sangat penting agar UMKM dapat memasarkan produknya melalui e-commerce, media sosial, dan platform digital lainnya. Sertifikasi halal menjadi jaminan kualitas dan peluang pasar di kawasan Muslim. Sedangkan pembiayaan hijau membantu usaha mempertahankan praktik ramah lingkungan.
Desa Emas: Teknologi AI di Ujung Nusantara
Inisiatif Desa Emas dari INOTECH Foundation menjadi contoh penerapan inovasi teknologi di desa. Lewat penggunaan Artificial Intelligence (AI), petani dan nelayan lokal diajarkan teknik cerdas untuk meningkatkan produksi dan efisiensi kerja. Pendekatan ini memberdayakan pemuda desa agar tidak terpaku pada urbanisasi, melainkan memperkuat potensi desa. Desa Emas menjadi wujud nyata bahwa teknologi bisa diakses dan memberi manfaat langsung di wilayah perdesaan.
Inovasi Sirkular sebagai Solusi Krisis
Sandiaga juga menekankan pentingnya inovasi sirkular teknologi terjangkau yang hemat sumber daya dan punya dampak ekologis rendah. Inovasi ini tidak menciptakan limbah, melainkan memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal. Teknologi semacam ini penting karena tantangan perubahan iklim dan kenaikan biaya hidup sudah nyata, bukan sekadar isu masa depan. Inovasi sirkular mengedapankan aspek keberlanjutan terhadap lingkungan dan sosial.
Kolaborasi Global: Sinergi untuk Pemberdayaan
Forum Aix di Prancis menghadirkan CEO Cathay Capital, tokoh The Asia Network, dan Co‑Founder International SOS, menegaskan bahwa kolaborasi global diperlukan untuk memperkuat UMKM. Dukungan dari investor, lembaga keuangan internasional, dan organisasi global menjadi perekat untuk pengembangan program seperti Desa Emas, literasi digital, dan jejaring pasar internasional. Sinergi antara pihak global dan lokal menjadi kunci keberhasilan tersebut.
Sosok Sandiaga dan Strategi Implementasi
Sandiaga, dengan latar belakang Menparekraf dan pengusaha, memadukan pengalaman praktis dan kebijakan strategis. Gerakannya tak sekadar wacana, tetapi disertai implementasi nyata di akar rumput. Melalui OK OCE, program Desa Emas, dan dukungan teknologi, Sandiaga membuktikan bahwa pemberdayaan UMKM dapat diwujudkan dengan pendekatan holistik.
Dampak Nyata bagi Masyarakat
Hadirnya inovasi dan kolaborasi ini mulai memberikan dampak. Beberapa daerah sekarang memiliki pelaku UMKM yang memasarkan produk melalui platform digital, menghasilkan pendapatan tambahan. Di desa-desa tertentu, panen lebih optimal lewat penggunaan teknologi AI. Jejaring pasar internasional juga mulai terbuka lewat kolaborasi OK OCE dan program Kemitraan.
Menuju Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan
UMKM tidak hanya memegang peran ekonomi, tetapi juga sosial dan budaya. Dibutuhkan strategi yang mendalam: dari pembiayaan, teknologi, kolaborasi, hingga pendidikan kewirausahaan. Ini sejalan dengan prinsip "Innovation with a Soul", bahwa inovasi yang punya jiwa harus bisa mengangkat kehidupan manusia dan lingkungan. Jika terus didukung, gerakan seperti ini punya potensi memperkuat fondasi ekonomi nasional dan regional, mengurangi kesenjangan, dan membentuk masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
Sandiaga Uno mendorong UMKM sebagai pusat kebangkitan ekonomi Asia Tenggara. Dengan konsep inovasi bermakna (3ion), gerakan OK OCE, teknologi desa, literasi digital, dan kolaborasi global, ia menegaskan bahwa akar rumput berdaya mampu menjawab tantangan global dan memberi dampak nyata bagi masyarakat luas.