JAKARTA - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan Indonesia mencatat potensi transaksi ekspor mencapai Rp 12,56 miliar di pasar China. Hal ini terungkap dalam ajang China International Small and Medium Enterprises Fair (CISMEF) 2025 yang berlangsung di Guangzhou, China, di mana produk UMKM unggulan seperti kakao, rempah-rempah, kerupuk udang, serta makanan bebas gluten berhasil menarik minat mitra dagang.
Atase Perdagangan KBRI Beijing, Budi Hansyah, menjelaskan bahwa pameran ini menjadi kesempatan emas bagi produk-produk UMKM Indonesia untuk menembus pasar China yang sangat kompetitif. “UMKM produk pangan kakao, rempah, kerupuk udang, dan makanan bebas gluten berhasil menghasilkan nota kesepahaman dengan calon mitranya di Tiongkok senilai Rp 12,56 miliar,” ungkap Budi dalam keterangan resmi di Jakarta.
Potensi Ekspor UMKM di CISMEF 2025
China International Small and Medium Enterprises Fair (CISMEF) 2025 merupakan salah satu pameran dagang bergengsi yang menjadi ajang bagi pelaku usaha kecil dan menengah di berbagai negara untuk mempromosikan produk unggulan mereka. Dalam pameran ini, UMKM Indonesia menampilkan produk pangan yang tidak hanya berkualitas, tapi juga memiliki keunikan seperti makanan sehat dan bebas gluten yang kini semakin diminati pasar global.
Budi Hansyah menambahkan bahwa animo pengunjung pameran terhadap produk UMKM Indonesia sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa produk Indonesia memiliki daya saing kuat di pasar China, khususnya di sektor pangan. “Partisipasi ini memberikan eksposur positif bagi produk UMKM Indonesia dan memperkuat citra Indonesia sebagai mitra dagang yang inovatif dan kompetitif,” jelas Budi.
Produk lain yang turut menarik perhatian pengunjung pameran adalah kopi serta perhiasan khas Indonesia, yang juga menambah nilai tambah bagi UMKM Indonesia untuk semakin dikenal di pasar internasional.
Sinergi Kementerian dan Atase Perdagangan
Partisipasi UMKM Indonesia dalam CISMEF 2025 merupakan hasil kolaborasi antara Atase Perdagangan KBRI Beijing dengan Kementerian UMKM. Sinergi ini bertujuan untuk memperkuat posisi produk UMKM Indonesia di pasar luar negeri, khususnya di negara dengan potensi besar seperti China.
Produk UMKM yang dipamerkan tidak hanya terbatas pada pangan, tetapi juga meliputi kerajinan tangan, fesyen, dan aksesoris. Keberagaman produk ini mencerminkan kekayaan budaya dan inovasi yang dimiliki pelaku UMKM di Indonesia.
Selain mendapatkan potensi transaksi sebesar Rp 12,56 miliar, sejumlah UMKM juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan calon mitra dagang, membuka peluang kerja sama yang lebih luas ke depan.
Perdagangan Indonesia-China Semakin Menguat
Data perdagangan bilateral Indonesia-China menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2025. Total nilai perdagangan antara kedua negara pada periode Januari hingga Mei 2025 mencapai 58,56 miliar dolar AS, naik signifikan dibandingkan total perdagangan sepanjang tahun 2024 yang sebesar 50,70 miliar dolar AS.
Ekspor Indonesia ke China pada tahun lalu tercatat sebesar 23,24 miliar dolar AS, sementara impor dari China sebesar 27,45 miliar dolar AS. Produk ekspor utama Indonesia meliputi paduan fero, lignit (jenis batu bara), batu bara, meta nikel, serta bijih tembaga. Sedangkan impor Indonesia dari China didominasi oleh produk seperti daging binatang segar dan dingin, ikan hidup, ikan segar atau dingin, dan ikan beku.
Peluang Besar untuk UMKM Pangan Indonesia
Pasar China yang luas dan semakin terbuka memberikan peluang besar bagi UMKM Indonesia untuk mengembangkan sayap ekspor. Produk pangan seperti kakao dan rempah-rempah memiliki daya tarik tinggi di pasar internasional, terlebih dengan tren meningkatnya permintaan akan makanan sehat dan alami.
“UMKM Indonesia harus terus memanfaatkan momentum ini dengan meningkatkan kualitas produk dan memperluas jaringan pasar internasional,” ujar Budi Hansyah menutup pernyataannya.
Ke depan, dukungan dari pemerintah dan kementerian terkait sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi pelaku UMKM agar mampu bersaing di pasar global, khususnya dengan mengoptimalkan platform digital dan kemudahan akses perizinan ekspor.
Keikutsertaan UMKM pangan Indonesia di CISMEF 2025 berhasil membuahkan potensi transaksi ekspor senilai Rp 12,56 miliar ke pasar China. Pameran ini menjadi bukti bahwa produk UMKM Indonesia mampu bersaing dan menarik perhatian di kancah internasional.
Kolaborasi antara Atase Perdagangan KBRI Beijing dan Kementerian UMKM menjadi kunci sukses dalam mendorong promosi produk unggulan ke luar negeri. Tren perdagangan positif antara Indonesia dan China membuka peluang besar bagi pelaku UMKM untuk terus berkembang.
Dengan dukungan yang tepat dan pemanfaatan teknologi, UMKM pangan Indonesia dapat terus memperkuat posisinya di pasar global dan menjadi penggerak utama dalam perekonomian nasional.