Tim Medis BSMI Diberangkatkan ke Gaza, Murni untuk Misi Kemanusiaan Tanpa Muatan Politik

Senin, 14 April 2025 | 21:07:59 WIB
Tim Medis BSMI Diberangkatkan ke Gaza, Murni untuk Misi Kemanusiaan Tanpa Muatan Politik

JAKARTA - Ketua Majelis Pertimbangan Anggota Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Prof. Basuki Supartono, menegaskan bahwa pengiriman Tim Medis Emergency Medical Team (EMT) 2 BSMI ke Gaza, Palestina, sepenuhnya merupakan misi kemanusiaan tanpa keterlibatan unsur politik. Tim akan diberangkatkan untuk membantu korban konflik di Gaza yang saat ini menghadapi situasi kemanusiaan sangat genting akibat blokade dan serangan berkepanjangan.

Keterangan ini disampaikan dalam konferensi pers di Pondok 47, Kramatjati, Jakarta Timur, menjelang keberangkatan tim ke Palestina. Prof. Basuki menyampaikan bahwa tujuan utama misi ini adalah memberikan bantuan medis kepada rakyat Palestina yang sangat membutuhkan, di tengah keterbatasan layanan kesehatan yang parah di wilayah Gaza.

“Ini misi kemanusiaan, bukan misi politik. Doakan kami diberikan kemudahan dan kesehatan. Mudah-mudahan tidak ada kendala, karena untuk masuk harus dapat izin dari Israel,” tegas Prof. Basuki.
 

Situasi Gaza Sangat Memprihatinkan
 

Sebagai seorang dokter spesialis ortopedi yang juga turut serta dalam misi ini, Prof. Basuki menggambarkan kondisi Gaza yang sangat buruk dan mengkhawatirkan. Blokade yang berkepanjangan telah melumpuhkan hampir seluruh aspek kehidupan, terutama infrastruktur layanan kesehatan.

Ia menjelaskan bahwa banyak rumah sakit yang rusak berat atau tidak dapat beroperasi secara maksimal karena keterbatasan pasokan listrik, air bersih, obat-obatan, dan alat medis.

“Situasinya sulit karena embargo. Oleh karena itu kami hadir untuk membersamai mereka, menangani kasus-kasus medis yang ada,” lanjutnya.

Data dari sejumlah lembaga internasional menunjukkan bahwa lebih dari 70% fasilitas kesehatan di Gaza tidak lagi berfungsi optimal. Kondisi ini diperparah oleh terus meningkatnya jumlah korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, yang membutuhkan penanganan medis segera.
 

Standar WHO dan Koordinasi Internasional
 

Dalam rangka memastikan kualitas dan efektivitas pelayanan, seluruh anggota EMT 2 BSMI yang dikirim ke Gaza telah memenuhi kualifikasi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tim ini telah dipersiapkan dengan pelatihan khusus dan dilengkapi dengan peralatan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan di zona konflik.

BSMI juga telah menjalin komunikasi dengan WHO untuk memastikan bahwa penempatan tim medis akan sesuai dengan protokol internasional dan sesuai arahan dari otoritas setempat.

“Penempatan kami nantinya akan mengikuti arahan dari otoritas setempat,” terang Prof. Basuki.

Namun demikian, ia juga menggarisbawahi bahwa semua proses masuk ke wilayah Gaza tetap berada di bawah kewenangan penuh Israel, termasuk perizinan dan pengawasan logistik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke kawasan yang sedang dilanda konflik.
 

Pendanaan Sepenuhnya dari Donasi Masyarakat
 

Misi kemanusiaan ini tidak didanai oleh pemerintah maupun lembaga internasional. Seluruh kebutuhan logistik, termasuk pengadaan obat-obatan, peralatan medis, dan kebutuhan tim di lapangan, berasal dari donasi publik yang dikumpulkan melalui jaringan kemanusiaan BSMI.

“Bukan hanya membawa obat, kami juga membawa harapan. Setiap nyawa yang bisa diselamatkan adalah kemenangan bagi kemanusiaan,” tegas Prof. Basuki.

Ia menambahkan bahwa dukungan masyarakat Indonesia sangat besar dalam mendorong keberhasilan misi ini. Ribuan donatur telah menyumbang melalui berbagai platform, menunjukkan bahwa solidaritas terhadap Palestina masih sangat kuat di kalangan masyarakat Indonesia.
 

Kontribusi Medis yang Berdampak Nyata
 

Tim EMT 2 BSMI membawa sejumlah dokter spesialis dari berbagai bidang, termasuk ortopedi, bedah umum, anestesi, dan tenaga paramedis lainnya. Mereka akan bertugas selama beberapa minggu di lokasi yang ditentukan, memberikan pelayanan langsung kepada warga Gaza yang membutuhkan.

Sasaran utama pelayanan adalah pasien-pasien dengan luka berat, cedera akibat perang, penyakit kronis, serta wanita dan anak-anak yang tidak memiliki akses ke layanan medis dasar. BSMI juga membawa peralatan bedah minor, alat diagnostik, dan pasokan obat-obatan esensial.

Prof. Basuki menyebutkan bahwa misi ini bukan hanya fokus pada pelayanan medis kuratif, tetapi juga edukatif dan preventif. Mereka akan memberikan pelatihan dasar kepada tenaga medis lokal di Gaza sebagai bentuk penguatan kapasitas tenaga kesehatan setempat.
 

Misi Kemanusiaan dan Diplomasi Kemanusiaan
 

Pengiriman tim medis ke Gaza juga merupakan bentuk nyata dari diplomasi kemanusiaan yang dijalankan oleh organisasi non-pemerintah Indonesia. Meskipun BSMI tidak membawa misi diplomatik secara langsung, kehadiran mereka tetap memiliki arti besar dalam memperkuat citra Indonesia sebagai bangsa yang peduli terhadap isu-isu kemanusiaan global.

“Kami ingin hadir bukan hanya secara simbolik, tapi nyata, dengan aksi langsung di lapangan yang menyentuh mereka yang paling membutuhkan,” imbuh Prof. Basuki.

Misi ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga-lembaga kemanusiaan lain di Indonesia untuk tidak ragu berperan aktif dalam upaya penyelamatan jiwa di wilayah konflik.

Terkini

Dokter Ungkap Jalan Kaki Interval Bisa Cegah Stroke

Senin, 15 September 2025 | 11:51:13 WIB

10 Produk Skincare yang Ampuh Atasi Komedo

Senin, 15 September 2025 | 11:51:12 WIB

Rekomendasi 7 Lipstik Implora Natural dan Awet Dipakai

Senin, 15 September 2025 | 11:51:08 WIB

5 Rekomendasi Handbody Scarlett Paling Harum

Senin, 15 September 2025 | 11:51:05 WIB