Problematika Pendaratan Pesawat Airfast di Bandara Ngurah Rai Ganggu 31 Penerbangan Lain

Sabtu, 08 Maret 2025 | 08:17:23 WIB
Problematika Pendaratan Pesawat Airfast di Bandara Ngurah Rai Ganggu 31 Penerbangan Lain

JAKARTA - Pada Sabtu pagi yang cerah, tanggal 8 Maret 2025, kejadian tak terduga mengguncang aktivitas penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Pesawat Airfast dengan nomor registrasi DH PK OAM 6 dari Benete, Sumbawa Barat, mengalami masalah teknis saat proses pendaratan. Insiden yang terjadi pada pukul 09.26 WITA ini kemudian berdampak pada 31 jadwal penerbangan lain yang harus tertunda baik keberangkatan maupun kedatangan.

Ahmad Syaugi Shahab, General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, mengungkapkan bahwa pesawat tersebut membawa tujuh penumpang. "Keselamatan penumpang adalah prioritas kami. Seluruh penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat dan tidak mengalami cedera serius," ujar Ahmad Syaugi dalam keterangan persnya.

Detail Kejadian di Runway

Pendaratan pesawat yang tidak berjalan mulus ini mengharuskan pihak bandara untuk menutup operasional di landasan pacu atau runway sementara waktu. NOTAM (Notice to Airmen) Nomor A0668/25 NOTAMN dikeluarkan untuk penutupan runway dari pukul 10.15 WITA hingga 12.10 WITA. Kebijakan ini penting guna memastikan tidak ada objek asing yang tertinggal dan memeriksa detail teknis setelah insiden. "Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada objek asing yang tertinggal di runway yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan," jelas Ahmad Syaugi lebih jauh.

Imbas Pada Jadwal Penerbangan

Akibat penutupan ini, 10 penerbangan keberangkatan mengalami penundaan. Rincian dari penerbangan yang terpengaruh adalah lima penerbangan domestik dan lima penerbangan internasional. Sedangkan dari sisi kedatangan, 21 penerbangan harus terkena imbas yang terdiri dari sembilan penerbangan domestik dan 12 internasional.

Pengalihan dan Return to Base (RTB)

Demi menghindari gangguan lebih lanjut, beberapa penerbangan kedatangan terpaksa dialihkan ke bandara lain. Sebanyak enam penerbangan dialihkan ke Lombok, lima ke Surabaya, tiga ke Makassar, dan masing-masing dua ke Semarang serta satu penerbangan ke Jakarta dan Banyuwangi. Selain itu, ada tiga penerbangan yang mengambil keputusan untuk kembali ke tempat asalnya, yang dikenal dengan istilah Return to Base (RTB). Ketiga penerbangan tersebut berasal dari Lombok, Jakarta, dan Singapura.

Dampak Lebih Lanjut terhadap Penumpang

Dengan ketidaknyamanan ini, banyak penumpang melakukan pengaturan ulang perjalanan mereka. Tidak sedikit yang harus menunggu lebih lama atau memutuskan menggunakan moda transportasi alternatif. Pihak bandara dan maskapai bekerja bahu-membahu untuk memberikan kompensasi yang layak dan solusi terbaik untuk para penumpang yang terpengaruh.

Upaya Bandara untuk Mengatasi Situasi

Ahmad Syaugi juga mengapresiasi kerja cepat dan dedikasi tim bandara serta pihak terkait dalam menangani situasi kritis ini. "Kami berterima kasih atas kerja cepat tim evakuasi dan seluruh personel bandara dalam menangani situasi ini dengan tepat dan efisien," tambahnya.

Sebagai langkah antisipatif, evaluasi dan pemeriksaan teknis dilakukan menyeluruh untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Kerjasama dengan pihak maskapai juga diperketat guna mengevaluasi kondisi teknis pesawat sebelum melakukan penerbangan.

Terkini

13 Rekomendasi Aplikasi Online Shop Terbaik 2025

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:52 WIB

10 Rekomendasi Asuransi Mobil Terbaik 2025

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:50 WIB

15 Makanan Sehat untuk Diet dan Bikin Cepat Kurus

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:50 WIB

10 Tempat Main Padel Jakarta, Lokasi, dan Harga Sewanya

Selasa, 16 September 2025 | 21:32:49 WIB