JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) kembali memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam pasokan energi gas domestik dengan meresmikan kerja sama strategis bersama PT National Energy Solutions (NES). Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk memastikan ketahanan energi nasional serta memenuhi permintaan gas yang terus meningkat di pasar domestik.
Langkah yang diambil PGN ini merupakan bagian dari strategi besar perusahaan untuk menunjang ketahanan bisnis melalui teknik Business Continuity Management System. Dalam langkah konkret, PGN mengalokasikan belanja modal sebesar USD 338 juta yang akan dipergunakan untuk pengembangan infrastruktur gas serta transisi energi nasional, sebuah tindakan yang mencerminkan komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan dan inovasi industri energi.
Peningkatan Permintaan dan Ekspansi Pasar
Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini, menekankan pentingnya pengembangan sumber pasokan gas baru, utamanya untuk memenuhi peningkatan permintaan di segmen LNG ritel. "Permintaan gas meningkat, dan kepastian pasokan menjadi krusial. Kami juga tengah memperluas pasar ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, di mana permintaan dari sektor industri serta kelistrikan cukup tinggi," ujar Ratih pada Rabu (5/2/2025).
Dalam rangka memenuhi permintaan yang terus tumbuh, PGN mempersiapkan diri untuk menandatangani Perjanjian Jual Beli LNG (PJBLNG) dengan NES. Berdasarkan perjanjian yang akan disepakati, volume LNG yang akan disuplai ditargetkan berkisar antara 350.000 hingga 700.000 MMBTU per tahun, dengan durasi penyaluran selama lima tahun setelah PJBLNG berlaku efektif.
Ekspansi Infrastruktur LNG melalui Konsorsium
Pengembangan infrastruktur LNG juga merupakan bagian strategis dari kerja sama ini. Anak perusahaan PGN, PT PGN Ling Indonesia (PLI), dan anak usaha NES, PT Nusa Energi Sejati (NUSA), berencana untuk membentuk konsorsium guna mengoptimalkan fasilitas LNG Plant NES. Saat ini, PLI tengah melakukan due diligence terhadap LNG Plant NES, sebuah langkah penting sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
"Kami menargetkan peluncuran proyek LNG Plant setiap dua tahun, dengan harapan dalam lima tahun bisa membangun sekitar 50 fasilitas LNG dengan dukungan semua pihak, termasuk PGN Group," tutur Direktur NES, Hendradi J. Suryanto. Ambisi ini mencerminkan visi dari kedua perusahaan untuk memperkuat infrastruktur LNG sebagai tulang punggung pasokan energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia.
Implementasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik
PGN dan NES memastikan bahwa seluruh proses bisnis yang terkait dengan LNG akan dijalankan dengan mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Hal ini tidak hanya untuk memastikan compliance dengan regulasi tetapi juga untuk meningkatkan efisiensi operasional serta memberikan dampak positif pada efisiensi energi nasional.
"Proses bisnis yang transparan dan profesional akan menghasilkan kinerja yang lebih optimal, sekaligus mendukung efisiensi energi nasional," menurut Ratih. Dengan menerapkan Good Corporate Governance, PGN yakin bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap tercapaianya keberlanjutan jangka panjang di sektor energi.
Inisiatif yang Mendukung Kebijakan Energi Nasional
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani pada September 2023. PGN dan NES berkomitmen untuk tidak hanya mengoptimalkan sumber daya domestik tetapi juga menekan impor energi. Upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan ketahanan energi nasional, sebuah langkah penting dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Melalui inisiatif-inisiatif strategis ini, PGN semakin mengukuhkan diri sebagai pemimpin dalam industri gas domestik sekaligus mendukung transformasi menuju ekonomi rendah karbon. Dengan dibangunnya infrastruktur yang kuat dan jaringan pasokan yang andal, PGN siap menjawab tantangan energi masa depan serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia.