JAKARTA - Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan transmigrasi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menunjukkan komitmennya untuk mendukung transformasi kawasan-kawasan tersebut menjadi pusat industri melalui sektor pendidikan dan riset. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Brian Yuliarto mengungkapkan strategi besar ini dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Selasa.
Kajian dan Asesmen untuk Rancangan Industri yang Tepat
Menteri Brian menjelaskan bahwa langkah pertama yang akan diambil adalah menggandeng kampus-kampus di sekitar kawasan transmigrasi untuk melakukan kajian mendalam. "Kami akan ajak kampus untuk melakukan kajian. Berikutnya kami akan membuat tahapan pembangunan yang terukur. Sehingga dampak positif dari transformasi kawasan transmigrasi dinikmati oleh masyarakat transmigran dan masyarakat di sekitar kawasan transmigrasi," ujarnya.
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis industri yang paling cocok dengan karakteristik lokal masing-masing kawasan transmigrasi. Direncanakan bahwa kesesuaian ini akan menjadi motor penggerak ekonomi, sehingga dapat memaksimalkan potensi ekonomi di daerah tersebut.
Peran Satuan Tugas dan Transmigran Patriot
Salah satu langkah konkret yang dipersiapkan adalah pembentukan satuan tugas khusus yang akan melakukan identifikasi terhadap kebutuhan dan solusi spesifik di lapangan. Mendiktisaintek juga menyiapkan 100-200 orang pendamping untuk sekitar dua ribu calon transmigran patriot. Transmigran patriot ini terdiri dari mahasiswa strata 1 hingga strata 3 yang telah menerima beasiswa khusus dan akan bermukim di kawasan transmigrasi sebagai upaya awal pengembangan.
"Kita akan susun formulanya. Termasuk formula untuk beasiswanya. Saya sangat mendukung kawasan transmigrasi tumbuh dan berkembang melalui riset dan edukasi. Kita akan susun peta jalannya," tambah Menteri Brian.
Program Pengabdian Masyarakat sebagai Terobosan
Kemendiktisaintek tidak hanya berhenti pada upaya kajian dan dukungan beasiswa. Menteri Brian menggarisbawahi pentingnya program pengabdian masyarakat yang dapat dikelola langsung oleh Kementerian Transmigrasi. "Terobosan yang dilakukan para dosen bisa langsung digunakan oleh masyarakat transmigran. Kawasan transmigrasi tertentu bisa dijadikan lokus, semacam proyek percontohan. Dari itu akan kita estafetkan ke kawasan transmigrasi lainnya. Sekolah Garuda juga ada di daerah, bisa dikoneksikan. Intinya kita dukung penuh transformasi kawasan transmigrasi menuju transpolitan," jelas Brian.
Sinergi dengan Kementerian Transmigrasi
Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman, dalam kesempatan yang sama, menjelaskan niatan kementeriannya untuk meningkatkan produktivitas kawasan transmigrasi. Hal ini akan dilakukan dengan mendorong investasi dan daya beli masyarakat transmigran melalui empat pilar utama yaitu edukasi, industrialisasi, hilirisasi, dan digitalisasi.
"Saat ini sisa lahan transmigrasi kurang lebih 525 ribu hektare. Kita harus manfaatkan luas lahan ini melalui hilirisasi. Supaya nilai tambahnya berlipat ganda. Makanya kami diskusikan dengan Menteri Brian, terutama transmigran patriot," ucap Iftitah Sulaiman.
Menuju Kawasan Transpolitan
Transformasi kawasan transmigrasi tidak hanya bertujuan untuk peningkatan ekonomi semata, tetapi juga mengubah kawasan tersebut menjadi 'transpolitan', yaitu kawasan transmigrasi yang berkembang menjadi kota dengan fasilitas lengkap. Geliat ekonomi yang diukur dan faktor akselerasi dari sektor industri diharapkan mampu mewujudkan cita-cita ini.
Kemendiktisaintek bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama dengan satuan tugas yang dibangunnya, diharapkan mampu mengidentifikasi dan memberikan solusi tepat di masing-masing kawasan transmigrasi. Hal ini diharapkan mampu memberikan hasil positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat.