JAKARTA - Pemilihan Direktur Utama (Dirut) baru PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) kembali menjadi sorotan publik. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa proses ini harus bebas dari segala bentuk lobi dan intervensi politik. Langkah tersebut diambil untuk menjaga integritas dan kredibilitas lembaga perbankan milik daerah ini, menjadikannya bank terpercaya dan berdaya saing di seluruh Indonesia.
Gubernur Dedi Mulyadi mengemukakan hal tersebut dalam sebuah pertemuan resmi di Gedung Pakuan, Bandung, di tengah upaya mencari pengganti Yuddy Renaldi yang akan segera habis masa jabatannya. "Karena yang namanya bank itu harus independen. Saya sampaikan bahwa tidak boleh ada langkah-langkah politik, intervensi-intervensi politik, lobby-lobby politik untuk kepentingan pemilihan dirut Bank BJB," ujar Dedi, Rabu (tanggal).
Mengedepankan Independensi dan Profesionalitas
Dedi menekankan pentingnya menjaga independensi dalam proses seleksi ini sebagai upaya membangun kepercayaan masyarakat terhadap BUMD yang dikelola oleh pemerintah provinsi. Tidak hanya sekadar mengganti posisi, tetapi juga harus ada peningkatan dari sisi manajemen dan operasional. "Independensi ini sangat penting agar BJB bisa terus tumbuh menjadi bank terpercaya bukan hanya di Jabar namun di seluruh Indonesia," jelasnya.
Kualifikasi Ideal Calon Dirut
Gubernur Dedi menyatakan bahwa pihaknya memberikan kewenangan penuh kepada lembaga yang memiliki otoritas untuk melakukan seleksi terhadap calon Dirut Bank BJB. Seleksi ini harus dilaksanakan secara transparan dan objektif, dengan memperhatikan kualifikasi yang ketat. Ada empat hingga lima kualifikasi utama yang harus dimiliki oleh calon dirut yang baru, sesuai dengan pandangannya.
Pertama, calon Dirut harus mampu melakukan restrukturisasi jabatan di BUMD. Tujuannya adalah untuk menciptakan lembaga yang ramping, dengan struktur organisasi yang efisien dan efektif. "BJB ke depan itu harus jadi lembaga yang ramping, tidak terlalu banyak orang. Jumlah direkturnya cukup tiga orang. Komisarisnya juga cukup tiga orang. Strukturnya tidak boleh ada wakil-wakil," katanya.
Membangun Kredibilitas SDM
Yang kedua, calon Dirut harus memperhatikan aspek sumber daya manusia (SDM). Dedi menekankan bahwa SDM harus diseleksi dengan ketat agar yang tidak mumpuni bisa digantikan oleh yang lebih kompeten. "Ini penting agar BJB tidak hanya menjadi tempat 'titipan' pegawai dari berbagai jalur yang tidak resmi," ujarnya. "Karena BJB itu bukan sekretariat daerah, tapi lembaga perbankan independen yang harus dijaga kredibilitasnya karena ini adalah lembaga yang sudah menjadi lembaga go public," tambahnya.
Efisiensi Operasional
Selain itu, Dirut baru diharapkan dapat menurunkan biaya operasional yang selama ini dianggap terlalu tinggi dan mengakibatkan inefisiensi anggaran. Hal ini dianggap penting untuk menjaga kesehatan finansial bank dan memaksimalkan return bagi para pemegang saham. "Biaya operasional harus diturunkan. Kita butuh manajemen yang efisien untuk penggunaan anggaran yang lebih baik," kata Dedi mengingatkan.
Harapan dan Tantangan Ke Depan
Pemilihan dirut baru BJB tak hanya menjadi perhatian bagi pemerintah daerah namun juga para pemegang saham dan nasabah. Banyak pihak berharap, dengan perbaikan dan peningkatan ini, BJB dapat terus meningkatkan kinerjanya di masa depan. Meski demikian, tantangan besar masih membayangi, termasuk menjaga kepercayaan publik dan menghadapi persaingan ketat di industri perbankan nasional yang semakin kompetitif.
Dedi optimistis dengan calon Dirut yang memiliki kemampuan strategis dan integritas tinggi, BJB akan mampu menjawab tantangan tersebut. "Yang kita cari bukan sekadar pemimpin, tapi seseorang yang siap membawa BJB menuju masa depan yang lebih gemilang," tutupnya.
Dengan langkah ini, diharapkan PT Bank BJB dapat semakin kokoh berdiri di tengah dinamika perekonomian, serta memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Jawa Barat dan Banten, serta masyarakat pada umumnya. Proses pemilihan dirut baru diharapkan selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama sehingga keberlanjutan operasional BJB tidak terganggu.
Pernyataan tegas dari Gubernur Jawa Barat mengenai independensi dalam pemilihan dirut BJB ini diharapkan dapat menjadi pedoman penting bagi semua pihak terkait, agar menjaga proses seleksi berjalan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalitas.