JAKARTA - Dalam upaya mendukung kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional, Perum Bulog terus menggenjot Program Penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) dengan fokus membeli langsung dari petani penggarap atau melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Program ini menegaskan kebijakan Bulog untuk tidak melayani pembelian gabah dari penebas padi, pihak yang membeli padi sebelum panen dan menjualnya kembali.
Harga Kompetitif pada Musim Panen
Langkah konkret Bulog ini disambut positif oleh petani di berbagai wilayah, mengingat harga GKP ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram. "Harga ini dinikmati langsung oleh petani penggarap atau pemilik lahan, bukan penebas," ujar Iksan Suradilaga, Pemimpin Cabang Bulog Magelang.
Iksan menegaskan, sebelum melakukan transaksi, petugas Bulog akan memastikan bahwa GKP yang akan dibeli benar-benar milik petani. "Kami memastikan bahwa yang kami beli adalah hasil panen petani, bukan hasil tebasan," tambah Iksan. Dengan demikian, program ini menjamin transparansi dan keadilan harga untuk para petani.
Upaya Terstruktur di Berbagai Wilayah
Di wilayah kerja Bulog yang mencakup Kabupaten Magelang, Wonosobo, Temanggung, Kebumen, serta Kota Magelang, sistem penyerapan GKP telah diatur dengan baik. Masing-masing wilayah tersebut telah dilengkapi dengan petugas dan Kepala Gudang Bulog yang siap melayani petani atau Gapoktan dalam proses penyerapan GKP. "Transaksi penyerapan GKP bisa melalui Gapoktan atau petani berhubungan langsung dengan petugas Bulog terdekat," jelas Iksan.
Program ini juga menunjukkan prospek positif dalam pencapaian target nasional. Hingga Selasa (4/3/2025), penyerapan GKP dan beras di wilayah kerja Iksan telah mencapai 3.221.924 kg setara beras, atau sekitar 5,10 persen dari target tahun 2025. Berdasarkan target yang telah ditetapkan, diharapkan penyerapan GKP mencapai 23.678 ton, sementara penyerapan beras ditargetkan lebih dari 50.557 ton, dengan rincian penyerapan GKP dan beras masing-masing mencapai 1.953 ton dan 2.264 ton.
Sambutan Positif dari Petani
Respon positif datang dari para petani, yang kini bisa merasakan dampak langsung program ini. Salah satunya adalah Sunaryo, seorang petani asal Kecamatan Buluspesantren. "Saya sudah menjual GKP hasil panen Musim Tanam 2024 - 2025 dengan harga pembelian Rp 6.500 per kg," ujar Sunaryo. Keberhasilan Sunaryo dan petani lain dalam mendapatkan harga yang adil merupakan bukti nyata efek positif dari program ini.
Menjawab Tantangan dan Peluang Kedepan
Program penyerapan yang dilakukan Bulog tidak hanya menjawab tantangan kemandirian pangan nasional, tetapi juga memberi peluang bagi petani untuk mengelola hasil panennya tanpa harus khawatir soal harga dan saluran distribusi. Kebijakan ini, selain memperkuat ketahanan pangan, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan harga jual yang lebih kompetitif dibandingkan penjualan kepada penebas.
Dengan optimalisasi dari Bulog ini, petani di Tanah Air tidak hanya mendapatkan kepastian harga yang layak, tetapi juga menjamin keberlanjutan pasokan pangan nasional. Upaya Bulog ini tentu memberikan sinyal positif bagi sektor pertanian di Indonesia, membuka ruang bagi pembaruan teknologi pertanian, dan menguatkan sistem distribusi pangan yang lebih efisien.
Sebagai garda depan ketahanan pangan, Bulog terus berkomitmen untuk berdampingan dengan petani dan mendukung mereka untuk dapat tetap berproduksi dengan baik. Dengan kerjasama yang erat antara Bulog, pemerintah, dan petani, tujuan besar untuk mewujudkan swasembada pangan dan peningkatan kesejahteraan petani dapat tercapai.
Harapan Mempertahankan Harga yang Stabil
Ke depannya, diharapkan harga GKP tetap stabil dan program ini bisa menjangkau lebih banyak daerah di Indonesia. Bulog diharapkan terus memberikan dukungan maksimal bagi petani agar keberlanjutan produksi gabah dan beras bisa terjamin. Semua ini sejalan dengan tujuan untuk mendorong Indonesia tidak hanya menjadi negara yang memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga mampu berkontribusi lebih di kancah internasional. Setiap kebijakan dan program ini harus terus dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan agar dampak positifnya bisa dirasakan secara luas.
Bulog, dengan program penyerapan GKP-nya, telah mengambil langkah strategis dalam mendukung visi kedaulatan pangan di Indonesia, sekaligus menghadirkan model ekonomi pertanian yang lebih adil dan berkelanjutan bagi para petani kita.