JAKARTA - Kampung Curug di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, yang berdekatan dengan kediaman Presiden Prabowo Subianto, mengalami bencana pergeseran tanah. Kondisi ini mengancam aksesibilitas dua RW di daerah tersebut, seiring kumulasi kerusakan infrastrukturnya akibat hujan deras.
Pergeseran tanah yang mulai terjadi telah berdampak besar pada kehidupan warga setempat. Menurut Jajang (55), salah satu warga yang menjadi saksi kejadian ini, kerusakan semakin memburuk seiring hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut. “Akibat pergeseran tanah ini, ada enam rumah warga dan satu musala yang rusak parah. Total ada sekira 25 orang warga terdampak,” jelas Jajang kepada Radar Bogor.
Pergeseran tanah yang terjadi telah menyebabkan jalan utama yang digunakan warga untuk keluar-masuk kampung mengalami kerusakan parah. Jalan sepanjang 50 meter yang dahulu mulus kini kondisinya bergelombang, dengan beton yang retak dan pecah-pecah. Bekas peninggalan jalan selebar empat meter ini kini hanya bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, itupun dengan cara diangkat pada titik tertentu yang terlalu terjal untuk dilalui.
Hanya ada satu jalur alternatif yang bisa diakses warga, namun kontur jalan tersebut sangat menantang. Jaraknya sekitar tiga kali lebih jauh dari jalan utama. “Sulit sekali saat ini, jangankan untuk aktivitas sehari-hari, untuk keluar dari kampung saja kami kesulitan,” tambah Jajang.
Keadaan ini juga berdampak langsung pada bisnis lokal, khususnya industri restoran yang beroperasi di sekitar Kampung Curug. Tiga restoran di daerah tersebut kini terisolir karena akses menuju tempat mereka terganggu. “Jangankan tamu, pekerja restorannya saja sulit untuk lewat,” ujar Jajang, menekankan betapa terpuruknya kondisi ini bagi warga yang menggantungkan hidup dari sektor tersebut.
Situasi ini menjadi perhatian serius mengingat kedekatannya dengan kediaman Presiden Prabowo Subianto. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari pihak istana terkait bencana ini. Namun, warga berharap pemerintah segera bertindak untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak dan meminimalkan dampak dari pergeseran tanah yang mungkin akan terjadi kembali.
Langkah-langkah penanggulangan bencana yang efektif sangat diperlukan agar situasi tidak semakin memburuk. Antisipasi hujan yang diperkirakan masih akan mengguyur Bogor perlu dilakukan, termasuk memperkuat struktur tanah di daerah-daerah yang rawan.
Pengamat bencana mengingatkan bahwa curah hujan tinggi yang berlangsung terus-menerus dapat meningkatkan risiko pergeseran tanah, terutama di daerah-daerah dengan topografi yang rawan seperti Bojong Koneng. Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan mitigasi harus segera diambil untuk melindungi penduduk dan menjaga aksesibilitas yang vital bagi kehidupan sehari-hari mereka.
Dampak dari peristiwa ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana di wilayah-wilayah rawan. Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan yang memadai bagi masyarakat yang terdampak, serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap infrastruktur di area tersebut untuk mengurangi risiko terisolasi akibat bencana alam.
Melihat ke depan, sinergi antara pemerintah, warga, dan pihak-pihak terkait menjadi sangat penting dalam menanggulangi ancaman serupa di masa depan. Upaya pencegahan, pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap bencana, serta penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana perlu ditingkatkan demi memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua pihak.
Sebagai langkah awal, koordinasi dan komunikasi akan menjadi kunci dalam penanganan bencana ini. Partisipasi aktif dan kolaboratif semua elemen masyarakat diperlukan untuk dapat mengatasi masalah yang ada dan mencegah dampak yang lebih buruk terjadi di masa mendatang. Dengan kesungguhan semua pihak, diharapkan kehidupan warga Kampung Curug dapat kembali normal dan mereka terhindar dari ancaman isolasi akibat pergeseran tanah ini.