Antusiasme Perusahaan untuk Menghimpun Dana di Pasar Modal Meskipun Kondisi Pasar Menantang

Jumat, 21 Maret 2025 | 15:14:30 WIB
Antusiasme Perusahaan untuk Menghimpun Dana di Pasar Modal Meskipun Kondisi Pasar Menantang

JAKARTA - Meski pasar modal tengah menghadapi tantangan di awal tahun ini, antusiasme perusahaan untuk menghimpun dana publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap tinggi. Hal ini terungkap dalam acara Capital Market Forum 2025 yang digelar di Gedung BEI pada Jumat, 21 Maret 2025. Inarno Djajadi, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang juga menjabat sebagai pengawas pasar modal, mengungkapkan bahwa ratusan perusahaan sedang mengantre untuk melakukan penggalangan dana melalui pasar modal Indonesia.

Dalam sambutannya, Inarno menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2025, 19 penawaran umum telah dilakukan, termasuk pencatatan sejumlah emiten baru di BEI serta penambahan modal perusahaan melalui rights issue dan private placement. Total dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat dalam rangkaian ini mencapai Rp 27,14 triliun. Penambahan modal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar modal tengah menghadapi sejumlah tantangan, kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi masih tetap tinggi.

143 Perusahaan Siap Menawarkan Saham ke Publik dengan Potensi Dana Rp 53,78 Triliun

Lebih lanjut, Inarno mengungkapkan bahwa meskipun pasar modal sedang berada dalam situasi yang cukup menantang, 143 perusahaan masih berada dalam pipeline untuk menghimpun dana dari masyarakat. Total potensi dana yang akan dihimpun dari perusahaan-perusahaan tersebut diperkirakan mencapai Rp 53,78 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan signifikan pada beberapa indikator pasar, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), banyak perusahaan tetap melihat pasar modal sebagai saluran yang menjanjikan untuk mendapatkan pendanaan.

"Inilah bukti nyata bahwa pasar modal Indonesia memiliki daya tarik yang kuat meskipun kondisi pasar cukup menantang. 143 perusahaan ini sudah berada dalam pipeline dan siap melaksanakan penawaran umum dalam waktu dekat. Potensi dana yang bisa dihimpun mencapai Rp 53,78 triliun, yang menandakan kepercayaan yang tinggi dari kalangan pelaku pasar terhadap keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di Indonesia," jelas Inarno Djajadi dalam kesempatan tersebut.

Performa Pasar Modal yang Tertekan di Awal 2025

Meskipun antusiasme perusahaan untuk menggalang dana tetap tinggi, Inarno juga mengungkapkan bahwa kinerja pasar modal Indonesia di awal 2025 mengalami tekanan. Pada 20 Maret 2025, IHSG ditutup di 6.381,67, melemah sekitar 9,86% sejak awal tahun (year-to-date/YTD). Kapitalisasi pasar juga tercatat mengalami penurunan sebesar 10,82% YTD, yang membuatnya turun menjadi Rp 11.000 triliun.

"Pelemahan IHSG ini tentunya berdampak pada banyak sektor, termasuk dalam pengelolaan investasi. Seperti yang kita lihat, kapitalisasi pasar mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2025 ini," ujar Inarno. Meskipun demikian, dia menambahkan bahwa pasar modal Indonesia tetap memiliki potensi jangka panjang yang besar.

Surat Utang dan Dana Kelolaan (AUM)

Meskipun IHSG mengalami penurunan yang cukup tajam, sektor surat utang mencatatkan kenaikan yang cukup positif. Indeks ICBI (Indeks Obligasi Indonesia) tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,92% YTD dan ditutup pada level 400,22 pada 20 Maret 2025. Kenaikan ini menunjukkan adanya minat investor terhadap instrumen surat utang di tengah ketidakpastian yang ada di pasar saham.

Namun, tidak semua sektor terhindar dari dampak pelemahan pasar. Dana kelolaan atau Assets Under Management (AUM), yang mencerminkan jumlah total dana yang dikelola oleh manajer investasi, tercatat mengalami penurunan sebesar 2,52% YTD, dengan total AUM mencapai Rp 816 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan, pasar modal Indonesia tetap menarik bagi investor, terutama di sektor-sektor yang lebih konservatif seperti surat utang.

Kepercayaan Investor Ritel Domestik Masih Tinggi

Salah satu faktor yang menjaga optimisme pasar modal Indonesia adalah dominasi investor ritel domestik. Dalam beberapa tahun terakhir, investor ritel domestik telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah transaksi di pasar saham Indonesia. Meskipun pasar modal Indonesia menghadapi penurunan yang cukup besar, kehadiran investor ritel domestik tetap memberikan sentimen positif terhadap pasar.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi investor ritel domestik masih mendominasi di pasar saham, meskipun ada penurunan di indeks-indeks utama. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap potensi pasar modal Indonesia tetap tinggi, meskipun dalam kondisi pasar yang kurang menguntungkan.

Pasar Modal Sebagai Pilar Ekonomi Nasional

Inarno juga mengingatkan bahwa pasar modal Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Selain sebagai saluran pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usaha mereka, pasar modal juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi melalui investasi di saham dan instrumen pasar modal lainnya.

"Pasar modal memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian Indonesia. Walaupun kita tengah menghadapi tantangan di awal tahun ini, saya yakin dengan langkah-langkah yang terus diambil oleh regulator dan pelaku pasar, kita bisa melewati periode ini dan kembali ke jalur pertumbuhan yang lebih stabil," tutup Inarno.

Meski pasar modal Indonesia menghadapi sejumlah tantangan di awal 2025, antusiasme perusahaan untuk menghimpun dana dari publik tetap tinggi. Dengan 143 perusahaan yang masih berada dalam pipeline untuk melakukan penawaran umum, potensi dana yang akan dihimpun diperkirakan mencapai Rp 53,78 triliun. Sementara itu, meskipun ada penurunan pada IHSG dan AUM, sektor surat utang justru menunjukkan kinerja yang positif. Kepercayaan investor ritel domestik yang terus mendominasi juga menjadi indikator optimisme terhadap pasar modal Indonesia. Pasar modal Indonesia tetap memiliki potensi besar untuk mendukung perekonomian Indonesia di masa depan, meskipun ada dinamika yang terjadi di pasar global dan domestik.

Pemerintah dan OJK, dengan dukungan berbagai pihak, berkomitmen untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan pasar modal demi kemajuan ekonomi Indonesia.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB