JAKARTA - Industri galangan kapal di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar yang mengancam daya saing sektor ini. Salah satu isu utama yang dihadapi oleh pengusaha kapal di tanah air adalah tingginya biaya produksi kapal yang menjadikan harga kapal buatan dalam negeri lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara lain. Dalam pernyataan terbaru, Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengungkapkan keprihatinannya mengenai kondisi ini dan dampaknya terhadap kelangsungan industri perkapalan nasional.
Tingginya Biaya Produksi Kapal Domestik
Industri galangan kapal Indonesia saat ini berada dalam posisi yang kurang menguntungkan, dengan biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga atau negara besar lainnya. Carmelita Hartoto, yang juga memimpin organisasi INSA, menjelaskan bahwa biaya pembuatan kapal di Indonesia jauh lebih tinggi, terutama karena terbatasnya bahan baku lokal dan ketergantungan pada impor komponen kapal. Dalam wawancara eksklusifnya, Carmelita menyatakan bahwa kondisi ini membuat industri galangan kapal Indonesia sulit untuk bersaing di pasar internasional.
"Biaya produksi kapal di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara lain, ini tentu menjadi beban besar bagi industri kita. Tanpa adanya dukungan kebijakan yang tepat, sektor ini akan kesulitan untuk berkembang dan meningkatkan daya saingnya di pasar global," ujar Carmelita Hartoto.
Menurutnya, biaya tinggi ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bahan baku dan teknologi yang terbatas, tetapi juga oleh harga tenaga kerja yang relatif lebih tinggi di Indonesia dibandingkan dengan beberapa negara lain yang memiliki sektor galangan kapal besar, seperti China, Korea Selatan, dan Jepang. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan yang semakin melebar antara biaya produksi kapal domestik dan harga kapal impor.
Kebijakan Impor dan Pembebasan Bea Masuk Komponen Kapal
Selain biaya produksi yang tinggi, pengusaha perkapalan juga menyoroti kebijakan impor, terutama terkait dengan pembebasan bea masuk untuk komponen kapal. Pembebasan bea masuk untuk komponen kapal diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai biaya pembangunan kapal sebenarnya dan memberikan peluang bagi industri galangan kapal domestik untuk mengurangi biaya produksi.
Namun, meskipun kebijakan ini dapat menguntungkan bagi pengusaha kapal yang memerlukan komponen impor, beberapa pihak khawatir bahwa ketergantungan pada impor komponen kapal ini justru akan menambah beban bagi industri galangan kapal dalam negeri. "Pembebasan bea masuk komponen kapal adalah langkah yang positif, tetapi jika tidak disertai dengan kebijakan pengembangan industri galangan kapal dalam negeri, maka kita akan terus tergantung pada impor dan kesulitan untuk mencapai kemandirian dalam sektor ini," kata Carmelita.
Ia menambahkan bahwa meskipun pembebasan bea masuk dapat menurunkan biaya bagi pengusaha kapal, kebijakan tersebut seharusnya tidak mengabaikan pentingnya pengembangan industri galangan kapal di dalam negeri. "Kami mendukung kebijakan yang dapat menurunkan biaya, tetapi dalam jangka panjang, kita juga perlu fokus pada penguatan sektor galangan kapal lokal yang berpotensi menciptakan lapangan kerja dan mendukung kemandirian industri perkapalan Indonesia," lanjutnya.
Ketergantungan pada Impor dan Tantangan Infrastruktur
Selain faktor biaya, industri galangan kapal Indonesia juga menghadapi tantangan besar lainnya, yaitu ketergantungan pada impor bahan baku dan komponen kapal. Sebagian besar bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kapal, seperti baja dan komponen lainnya, masih harus diimpor dari negara lain. Ketergantungan ini meningkatkan biaya produksi, terutama ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, yang turut memperburuk biaya impor.
Pemerintah Indonesia sebenarnya telah berupaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku dengan memfokuskan pada pengembangan sektor industri logam dalam negeri. Namun, pengembangan ini memerlukan waktu dan investasi yang besar, yang saat ini masih terbatas. "Ketergantungan pada impor bahan baku adalah salah satu kendala utama yang harus segera diatasi agar biaya produksi kapal dalam negeri bisa lebih kompetitif. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan oleh industri galangan kapal kita," ujar seorang pakar ekonomi perkapalan, Dr. Andi Suryadi.
Peran Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Tantangan Industri Galangan Kapal
Di sisi lain, pemerintah Indonesia terus berusaha menciptakan kebijakan yang mendukung industri galangan kapal dalam negeri. Salah satunya adalah dengan menawarkan insentif bagi perusahaan galangan kapal yang dapat meningkatkan kapasitas produksi dan melakukan investasi di sektor ini. Meskipun demikian, kebijakan-kebijakan tersebut masih dianggap belum cukup maksimal untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh industri galangan kapal Indonesia.
Carmelita Hartoto menekankan bahwa sektor ini membutuhkan kebijakan yang lebih konkret dan komprehensif agar dapat bersaing di tingkat global. "Pemerintah perlu mendukung sektor ini dengan kebijakan yang lebih terintegrasi, yang tidak hanya berfokus pada pengurangan bea masuk, tetapi juga pada peningkatan kualitas dan kapasitas galangan kapal domestik," katanya.
Meningkatkan Daya Saing Industri Galangan Kapal Indonesia
Untuk meningkatkan daya saing industri galangan kapal Indonesia, Carmelita menyarankan agar pemerintah dan sektor swasta bersama-sama mencari solusi untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kualitas tenaga kerja serta teknologi dalam negeri. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan meningkatkan pelatihan dan sertifikasi untuk pekerja galangan kapal, sehingga mereka dapat memenuhi standar internasional dan mengurangi biaya produksi yang disebabkan oleh kurangnya keterampilan.
Selain itu, pengusaha galangan kapal juga perlu berinovasi dalam desain kapal dan pemanfaatan teknologi baru yang dapat menurunkan biaya produksi. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri perkapalan global, bukan hanya sebagai konsumen kapal impor, tetapi juga sebagai negara eksportir kapal.
Tantangan dan Peluang Industri Galangan Kapal Indonesia
Industri galangan kapal Indonesia kini berada di persimpangan antara tantangan dan peluang besar. Meskipun dihadapkan pada biaya produksi yang tinggi dan ketergantungan pada impor, sektor ini masih memiliki potensi besar untuk berkembang. Dengan adanya kebijakan yang tepat, penguatan sektor infrastruktur dalam negeri, serta peningkatan keterampilan tenaga kerja, Indonesia bisa memanfaatkan peluang besar di pasar perkapalan global.
Sebagai penutup, Carmelita Hartoto mengungkapkan, “Kami berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap sektor ini, agar industri galangan kapal Indonesia bisa bangkit dan bersaing secara global. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat perekonomian Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak di sektor perkapalan.”
Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu kekuatan besar dalam industri galangan kapal dunia, yang tentunya akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional.