BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Beberapa Perairan pada 13 16 Maret 2025

Kamis, 13 Maret 2025 | 21:33:17 WIB
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Beberapa Perairan pada 13 16 Maret 2025

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang dapat terjadi di beberapa perairan Indonesia antara 13 hingga 16 Maret 2025. Gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah, berpotensi membahayakan keselamatan para nelayan, pelaut, dan masyarakat yang beraktivitas di pesisir.

Peringatan Gelombang Tinggi di Beberapa Wilayah Perairan

Menurut keterangan resmi yang dikeluarkan oleh Prakirawan BMKG Dyah Ayu pada Kamis, 13 Maret 2025, gelombang tinggi yang dapat mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di sejumlah perairan. Kondisi ini dipicu oleh pola angin yang sedang terjadi di wilayah Indonesia. Dyah Ayu menjelaskan, "Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar antara 8 hingga 25 knot. Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian selatan, angin bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan berkisar antara 6 hingga 25 knot."

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Makassar bagian selatan, yang dapat memicu terjadinya peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitar. Beberapa wilayah yang diperkirakan akan terdampak adalah Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Samudra Hindia barat Bengkulu, serta beberapa daerah lainnya, seperti Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi bagian timur, dan Samudra Pasifik utara Maluku. Gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter juga berpotensi terjadi di sejumlah perairan lain, termasuk Samudra Hindia selatan Banten, Jawa Timur, serta perairan selatan NTT.

Daftar Wilayah yang Diperlukan Kewaspadaan

Berikut adalah beberapa wilayah yang berpotensi terdampak oleh gelombang tinggi antara 1,25 hingga 2,5 meter:

  • Selat Malaka bagian utara
  • Samudra Hindia barat Kepulauan Nias
  • Samudra Hindia barat Bengkulu
  • Samudra Hindia selatan Banten
  • Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta
  • Samudra Hindia selatan Jawa Timur
  • Samudra Hindia selatan NTB
  • Laut Natuna Utara
  • Laut Sulawesi bagian timur dan barat
  • Samudra Pasifik utara Maluku dan Papua Barat
     

Selain itu, beberapa perairan lainnya juga berisiko mengalami gelombang tinggi serupa, seperti Laut Arafuru bagian barat, Samudra Hindia barat Aceh, dan Samudra Hindia selatan Bali. Dyah menambahkan, "Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada."

Waspadai Kecepatan Angin dan Gelombang di Laut

BMKG juga memberikan imbauan khusus kepada berbagai kelompok pengguna perairan. Nelayan yang menggunakan perahu kecil disarankan untuk menghindari kecepatan angin lebih dari 15 knot dan gelombang lebih dari 1,25 meter. "Kami mengimbau nelayan yang beraktivitas di perairan tersebut untuk menghindari kecepatan angin yang melebihi 15 knot dan gelombang di atas 1,25 meter. Ini penting demi keselamatan mereka," ujar Dyah.

Selain nelayan, BMKG juga meminta perhatian khusus bagi kapal tongkang dan kapal ferry. Kapal tongkang yang beroperasi di perairan yang terdampak harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan gelombang di atas 1,5 meter. Sementara itu, kapal ferry yang beroperasi di wilayah berisiko gelombang tinggi perlu memperhatikan kecepatan angin yang melebihi 21 knot dan gelombang di atas 2,5 meter.

Untuk kapal yang lebih besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, BMKG mengingatkan agar menghindari perairan dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan gelombang yang melebihi 4 meter. “Kapal besar seperti kargo dan pesiar harus benar-benar menghindari perairan dengan kondisi ini karena potensi gelombang tinggi yang sangat berbahaya bagi keselamatan kapal dan penumpangnya,” jelas Dyah.

Peran BMKG dalam Meningkatkan Keselamatan Laut

BMKG, sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi cuaca, gelombang, dan peringatan dini terkait potensi bencana alam, terus berperan aktif dalam memberikan informasi terkait kondisi cuaca ekstrem. Peringatan dini mengenai gelombang tinggi ini diharapkan dapat mengurangi risiko kecelakaan di laut dan memberikan kesempatan bagi nelayan serta pelaut untuk mengambil langkah-langkah preventif.

Menurut Dyah, informasi yang diberikan oleh BMKG dapat membantu pengguna laut untuk mempersiapkan perjalanan mereka dengan lebih baik. "Kami berharap peringatan dini ini dapat memberi waktu bagi masyarakat, terutama nelayan dan pelaut, untuk mengatur jadwal pelayaran mereka atau mencari perlindungan di pelabuhan jika diperlukan," jelasnya.

Kewaspadaan Masyarakat Pesisir dan Pengguna Laut

Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir juga diminta untuk selalu waspada terhadap potensi gelombang tinggi yang dapat berdampak pada kehidupan mereka. BMKG mengingatkan agar masyarakat pesisir tidak hanya berhati-hati terhadap gelombang yang tinggi, tetapi juga terhadap dampak potensial dari cuaca ekstrem lainnya, seperti angin kencang dan hujan lebat.

"Bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir, terutama nelayan, kami mengimbau untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari BMKG, serta memperhatikan tanda-tanda cuaca ekstrem yang dapat terjadi. Jangan ragu untuk mencari perlindungan atau menghentikan aktivitas laut jika kondisi cuaca memburuk," ujar Dyah.

Terkini

Jadwal KRL Jogja Solo Pekan Ini September 2025

Senin, 15 September 2025 | 17:44:52 WIB

Olahraga 30 Menit Sehari Jaga Gula Darah Tinggi

Senin, 15 September 2025 | 17:44:50 WIB

Jadwal Timnas Futsal Indonesia di Four Nations Cup

Senin, 15 September 2025 | 17:44:49 WIB

Klasemen MotoGP 2025: Marc Marquez Kuasai Puncak

Senin, 15 September 2025 | 17:44:46 WIB

Jadwal Turnamen Badminton Hari Ini PBSI Update Terbaru

Senin, 15 September 2025 | 17:44:44 WIB