JAKARTA - Setelah hampir dua bulan melakukan penyelidikan, otoritas Amerika Serikat akhirnya mengungkapkan penyebab utama kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat dan helikopter di ibu kota negara tersebut. Berdasarkan hasil investigasi, Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat menyimpulkan bahwa tabrakan yang terjadi pada 29 Januari 2025 di dekat Sungai Potomac, yang menewaskan 67 orang, disebabkan oleh kelalaian manusia.
Penyelidikan yang dilakukan oleh NTSB mengungkapkan bahwa kelalaian manusia yang terjadi selama proses pendaratan pesawat dan navigasi helikopter menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan ini. Laporan resmi tersebut diumumkan pada Selasa, 11 Maret 2025, siang waktu setempat (Rabu dini hari WIB). Kejadian ini menambah daftar kecelakaan transportasi udara yang mengguncang Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.
Tabrakan Tragis antara Pesawat dan Helikopter di Washington D.C.
Kecelakaan tersebut melibatkan pesawat Bombardier CRJ700 yang dioperasikan oleh PSA Airlines, anak perusahaan American Airlines, dan helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk milik militer AS. Pada saat kejadian, pesawat yang berisi 64 penumpang sedang dalam proses pendaratan di Bandara Internasional Ronald Reagan Washington, sementara helikopter sedang terbang di jalur yang berdekatan. Keduanya bertabrakan di udara tepat di atas Sungai Potomac.
Akibat tabrakan tersebut, pesawat dan helikopter langsung hancur dan terjatuh ke sungai. Tidak ada yang selamat dari kecelakaan tersebut, dengan seluruh penumpang pesawat serta tiga orang yang ada di helikopter dipastikan meninggal dunia. Proses evakuasi yang dilaksanakan oleh tim penyelamat memakan waktu cukup lama, dengan 18 jenazah berhasil dievakuasi dari Sungai Potomac, namun sisanya tidak dapat ditemukan hingga kini.
Pernyataan NTSB dan Penyebab Kecelakaan
Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan, NTSB menyatakan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh kegagalan dalam pengendalian lalu lintas udara serta kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggung jawab. “Kelalaian manusia dalam mengelola lalu lintas udara menjadi faktor utama penyebab tabrakan tragis ini. Kami menemukan bahwa komunikasi antara petugas pengatur lalu lintas udara dan pilot tidak berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan,” ujar Ketua NTSB, Jennifer Homendy, dalam konferensi pers yang digelar setelah pengumuman tersebut.
Menurut Homendy, salah satu masalah utama yang ditemukan dalam penyelidikan adalah kurangnya koordinasi antara kontrol lalu lintas udara yang mengatur pesawat yang sedang mendarat dan helikopter yang terbang di area yang sama. “Pesawat dan helikopter berada di jalur penerbangan yang sangat berdekatan dan seharusnya ada tindakan pencegahan yang lebih ketat dari petugas kontrol untuk menghindari potensi tabrakan,” tambahnya.
Menteri Perhubungan AS Soroti Peran FAA dalam Kecelakaan Ini
Dalam pernyataan terpisah, Menteri Perhubungan AS Sean Duffy menyalahkan Badan Penerbangan Federal (FAA) atas kecelakaan tersebut. Duffy menilai bahwa kegagalan FAA dalam memberikan regulasi yang cukup ketat serta pengawasan terhadap sistem lalu lintas udara menjadi salah satu faktor yang memperburuk kecelakaan ini. “FAA memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keselamatan penerbangan di seluruh negeri. Kegagalan dalam pengawasan dan regulasi yang memadai telah menyebabkan tragedi ini,” ujar Duffy.
Menteri Duffy menambahkan bahwa kejadian ini seharusnya menjadi peringatan bagi FAA untuk memperbaiki sistem pengawasan dan keselamatan penerbangan di seluruh Amerika Serikat. “Kami harus memastikan bahwa kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Ini adalah tugas kami untuk menjamin bahwa keselamatan penerbangan menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Proses Pencarian Korban dan Dampak Jangka Panjang
Setelah tabrakan tersebut, tim penyelamat melakukan pencarian terhadap jenazah korban di Sungai Potomac, namun proses tersebut terkendala oleh kondisi cuaca buruk dan arus sungai yang cukup kuat. Hingga saat ini, pihak berwenang berhasil mengevakuasi 18 jenazah, sementara sisanya belum ditemukan. Kejadian ini tidak hanya mengguncang keluarga korban tetapi juga masyarakat Washington D.C. yang sering melintasi wilayah tersebut.
Kecelakaan ini juga membawa dampak besar bagi dunia penerbangan di AS, khususnya terkait dengan regulasi dan pengawasan lalu lintas udara. Meskipun tidak ada kesalahan teknis yang teridentifikasi pada pesawat atau helikopter yang terlibat dalam kecelakaan, kelemahan dalam sistem pengaturan lalu lintas udara yang ada, serta kurangnya koordinasi antara berbagai pihak terkait, menjadi sorotan utama.
Langkah Ke Depan dan Tanggapan Pihak Terkait
Sebagai bagian dari langkah pencegahan di masa depan, NTSB merekomendasikan agar FAA dan badan pengatur penerbangan lainnya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pengendalian lalu lintas udara dan sistem komunikasi antar pesawat serta helikopter. Dalam hal ini, mereka menekankan perlunya sistem yang lebih canggih untuk meminimalkan risiko tabrakan di area-area padat, terutama di dekat bandara yang sibuk seperti Bandara Ronald Reagan.
Selain itu, badan-badan terkait diminta untuk memperketat pelatihan dan prosedur operasional bagi para pengendali lalu lintas udara, guna memastikan bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam pengaturan penerbangan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang risiko potensial dan cara untuk menghindari insiden serupa. “Keamanan penerbangan harus menjadi prioritas utama, dan ini memerlukan komitmen dari semua pihak, mulai dari FAA hingga operator pesawat dan helikopter,” ujar Jennifer Homendy.