Tren Bullish Emas Masih Berlanjut, Diperkirakan Bakal Capai US$ 3.000 dalam Pekan Ini

Minggu, 09 Maret 2025 | 01:49:04 WIB
Tren Bullish Emas Masih Berlanjut, Diperkirakan Bakal Capai US$ 3.000 dalam Pekan Ini

JAKARTA - Harga emas dunia menunjukkan kekuatan tren bullish dalam beberapa pekan terakhir, dengan harga yang terus merangkak naik. Berdasarkan data dari Trading Economics, harga emas telah mencapai US$ 2.911 per ons troi, mencatatkan kenaikan sebesar 1,91% dalam sepekan terakhir. Kenaikan tersebut didorong oleh berbagai faktor global, termasuk melemahnya dolar AS dan ketidakpastian ekonomi yang melingkupi Amerika Serikat.

Melemahnya dolar AS menjadi salah satu penopang utama kenaikan harga emas saat ini. Andy Nugraha, analis dari Dupoin Indonesia, menjelaskan bahwa pelemahan dolar AS terjadi seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. "Perubahan arah kebijakan tarif terhadap Meksiko dan Kanada semakin membebani sentimen investor, sehingga meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven," ungkap Nugraha dalam risetnya yang dipublikasikan.

Selain kebijakan tarif, ketidakpastian kebijakan ekonomi di Amerika Serikat turut memperkuat sentimen positif terhadap emas. Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, menyatakan bahwa ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi semakin besar, meskipun saat ini ekonomi AS masih menunjukkan pertumbuhan dengan tingkat pengangguran yang rendah. Prospek inflasi pun tetap menjadi perhatian utama The Fed. "Peningkatan ekspektasi bahwa bank sentral dapat mempertahankan kebijakan suku bunga yang lebih longgar turut mendukung kenaikan harga emas," tambah Nugraha.

Berdasarkan data ekonomi terbaru, laporan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal di Amerika Serikat menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan, mencapai 221 ribu pada pekan yang berakhir 1 Maret. Namun demikian, data ini tidak cukup kuat untuk memberikan dorongan bagi dolar AS ataupun menekan harga emas. "Investor tetap lebih fokus pada faktor makroekonomi besar lainnya, termasuk kebijakan perdagangan AS serta sinyal kebijakan moneter dari The Fed," tegas Andy Nugraha.

Dari sudut pandang teknikal, Nugraha menilai bahwa kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini mengindikasikan momentum kenaikan yang kuat bagi emas. "Proyeksi harga menunjukkan potensi kenaikan hingga level US$ 3.000 per ons troi," jelasnya. Namun, Nugraha juga mengingatkan adanya potensi pembalikan harga. "Jika terjadi reversal dan harga menembus level support di US$ 2.840, maka harga emas bisa turun lebih lanjut hingga US$ 2.750 dalam beberapa hari mendatang," tutupnya.

Seiring dengan kondisi pasar yang dinamis, para investor dan pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada dan memperhatikan perkembangan faktor-faktor ekonomi global yang dapat mempengaruhi volatilitas harga emas. Dengan adanya potensi kenaikan dan risiko pembalikan yang ada, strategi investasi yang bijaksana dan perhatian terhadap analisis teknikal serta fundamental sangat diperlukan bagi mereka yang berinvestasi dalam komoditas logam mulia ini.

Mengingat situasi saat ini, emas tampaknya terus menjadi pilihan utama bagi para investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar. Ketika dunia masih berada dalam ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan dan tantangan ekonomi lainnya, emas, sebagai aset safe-haven, tetap menjadi instrumen investasi yang menarik. Dengan prediksi harga yang menjanjikan, minggu ini bisa menjadi waktu yang menantang namun penuh peluang bagi pasar emas dunia.

Terkini

Bank Mandiri Luncurkan SBN Sekunder Investasi Mulai Rp1 Juta

Senin, 15 September 2025 | 12:54:01 WIB

Aturan Baru OJK, Akses Kredit UMKM Semakin Mudah

Senin, 15 September 2025 | 12:53:58 WIB

Rekomendasi Saham Hari Ini Senin 15 September 2025

Senin, 15 September 2025 | 12:53:56 WIB