IHSG Rontok ke 6.200: Fakta dan Klarifikasi Mengenai Peran Danantara dalam Pergerakan Pasar

Sabtu, 01 Maret 2025 | 02:13:21 WIB
IHSG Rontok ke 6.200: Fakta dan Klarifikasi Mengenai Peran Danantara dalam Pergerakan Pasar

JAKARTA - Dalam dua pekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan yang menjadi perhatian para pelaku pasar maupun masyarakat umum. IHSG tercatat merosot sebesar 4,67% dalam rentang 21 Februari hingga 27 Februari 2025 secara week on week. Penurunan IHSG ini telah mencapai angka 11,01% secara year-to-date dan terperosok 11,38% dalam satu bulan terakhir. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai alasan di balik keterpurukan pasar saham Indonesia.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan, IHSG bahkan menyentuh level 6.256 menjelang penutupan pasar. Jika dilihat lebih jauh, aksi jual asing atau net sell di pasar saham Indonesia masih mendominasi, dengan nilai mencapai Rp 6,88 triliun sepanjang pekan terakhir Februari. Sejak awal tahun, net sell asing tercatat sudah menyentuh Rp 16,78 triliun, menambah tekanan pada IHSG.

Tiga Faktor Utama IHSG Berada di Zona Merah

Ada beberapa faktor utama yang disinyalir menjadi penyebab jatuhnya IHSG. Salah satu faktor internasional yang memberikan tekanan adalah ketidakpastian ekonomi global, khususnya terkait kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Ini diperburuk dengan penurunan rating pasar saham Indonesia oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari 'equal weight' menjadi 'underweight'. Penurunan tersebut mengindikasikan pergeseran tren return on equity (ROE) Indonesia yang mengalami tekanan akibat melemahnya ekonomi domestik.

Di sisi lain, laporan keuangan emiten yang terdampak perlambatan ekonomi juga menjadi faktor domestik yang mempengaruhi IHSG. "Ketidakpastian dari kebijakan ekonomi Amerika Serikat dan penurunan peringkat MSCI adalah sesuatu yang tak bisa dihindari, namun penting untuk dicatat bahwa kondisi domestik juga memiliki peranan," jelas Direktur Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman.

Peran dan Prospek Danantara dalam Pasar Saham

Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari juga menjadi momen penting bagi pasar modal. Diharapkan mengelola sekitar US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.616 triliun aset, Danantara didirikan sebagai super holding bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Namun, meskipun diharapkan menjadi angin segar bagi pasar modal, kehadiran Danantara tampaknya tidak cukup kuat untuk meningkatkan kepercayaan investor. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menilai ada skeptisisme dari pelaku pasar terhadap masa depan Danantara. "Ada kekhawatiran dan skeptisme investor terhadap prospek Danantara.

Menanggapi keraguan ini, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, membantah anggapan bahwa Danantara menjadi penyebab utama penurunan IHSG. "Penurunan IHSG tidak ada kaitannya dengan Danantara. Justru kami berharap Danantara dapat menjadi alternatif pendanaan bagi BUMN di luar IPO," ujar Iman.

Optimisme dan Harapan di Tengah Ketidakpastian

Walaupun IHSG sedang mengalami penurunan, BEI dan pelaku pasar tetap optimis bahwa ini adalah situasi sementara. Keterlibatan aktif dari berbagai badan pemerintah dan regulasi yang progresif diharapkan dapat membawa pasar saham kembali ke jalur yang positif. Iman Rachman menggarisbawahi pentingnya kerjasama antara emiten, investor, dan regulator dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik.

Berdasarkan situasi yang berkembang, penting bagi investor untuk tetap waspada dan melakukan analisis yang cermat sebelum mengambil keputusan investasi. Meskipun ada sentimen negatif di pasar, peluang investasi tetap terbuka lebar bagi mereka yang siap menghadapi volatilitas pasar. Dengan demikian, edukasi dan kesadaran akan dinamika pasar menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas investasi.

Secara keseluruhan, meskipun ada keraguan dan tantangan, masih ada harapan bagi perbaikan IHSG di masa mendatang. Upaya kolektif dari semua pihak yang terlibat dalam pasar modal sangat diperlukan untuk mengatasi ketidakpastian dan mengembalikan kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB