JAKARTA - Pada Kamis malam, 27 Februari 2023, gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,2 mengguncang Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa gempa tersebut terjadi pada pukul 22.53 WIB. Dampak dari gempa ini dirasakan oleh masyarakat setempat dan sempat menimbulkan kepanikan di beberapa wilayah.
Menurut data yang dihimpun dari situs resmi BMKG, gempa bumi ini berlokasi di titik koordinat 8,44 lintang selatan dan 120,82 bujur timur. BMKG menjelaskan lebih lanjut bahwa pusat gempa berada di darat, sekitar 41 kilometer sebelah timur laut Borong. Kedalaman gempa tercatat mencapai 161 kilometer, yang dapat mempengaruhi tingkat getaran yang dirasakan di permukaan.
Anto, seorang warga di Borong, menggambarkan detik-detik saat gempa mengguncang. "Kami merasa rumah bergoyang cukup kuat selama beberapa detik. Tetangga-tetangga langsung keluar rumah, sebagian besar terlihat cemas, namun kejadian ini tidak berlangsung lama," ujar Anto saat diwawancarai.
Situs BMKG menjelaskan bahwa gempa tersebut dirasakan pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity) II-III di wilayah Waingapu. Skala MMI II menunjukkan bahwa getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dan benda ringan yang digantung mungkin bergoyang. Sementara pada skala MMI III, getaran dapat dirasakan di dalam ruangan seperti ada truk yang lewat. Oleh karena itu, meskipun gempa terjadi dengan magnitudo yang cukup signifikan, dampaknya tidak menyebabkan kerusakan yang berarti pada infrastruktur dan properti.
"Saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan atau korban," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam siaran pers yang diterima pada Jumat pagi. Ia menambahkan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan setelah gempa dan mengimbau masyarakat tetap tenang serta mengikuti informasi resmi dari BMKG.
Fenomena ini menambah daftar kejadian seismik di wilayah Nusa Tenggara Timur, yang memang dikenal sebagai salah satu daerah dengan aktivitas tektonik yang cukup aktif di Indonesia. Kondisi geologi ini membuat wilayah tersebut rentan terhadap gempa bumi dan menuntut kesiapan dari pemerintah daerah serta kesiapsiagaan masyarakat.
Dalam upaya mengurangi risiko akibat gempa bumi, BMKG terus berupaya meningkatkan sistem deteksi dini dan edukasi kepada masyarakat. Daryono menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat mengenai potensi gempa bumi dan langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan. "Menghadapi kondisi geografis seperti di NTT, masyarakat harus selalu waspada dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan saat dan setelah terjadi gempa," tambah Daryono.
Sosialisasi mengenai tindakan yang perlu diambil saat terjadi gempa sudah dilakukan oleh BMKG dan pihak berwenang lainnya, termasuk simulasi evakuasi di lokasi-lokasi yang dianggap rawan. Pemerintah daerah Manggarai Timur juga selalu mengadakan kegiatan pelatihan untuk memperkuat kesiapsiagaan warga.
Penelitian oleh para ahli menunjukkan bahwa aktivitas seismik di kawasan ini disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia. Daryono menjelaskan bahwa gempa dengan kedalaman seperti yang terjadi di Manggarai Timur seringkali disebut sebagai gempa menengah, yang dapat dirasakan di area yang lebih luas namun dengan dampak kerusakan yang lebih minimal dibanding gempa dangkal.
Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan gempa bumi disarankan untuk selalu siap dengan peralatan darurat, dan memastikan struktur bangunan mereka memenuhi standar konstruksi tahan gempa. Kewaspadaan dan kesiapan adalah kunci dalam menghadapi bencana seperti ini.
Daryono mengingatkan kembali, "Kami terus melakukan pemantauan dan menganalisis setiap aktivitas gempa yang terjadi. Informasi gempa akan selalu kami perbarui untuk memberikan informasi paling akurat kepada masyarakat."
Sampai saat ini, Manggarai Timur dilaporkan dalam kondisi kondusif. BMKG mengimbau masyarakat untuk mendapatkan informasi dari sumber yang resmi dan terpercaya untuk menghindari kepanikan akibat berita yang belum tentu benar. Stasiun-stasiun pengamatan BMKG di seluruh Indonesia menjadi andalan dalam memantau serta memberikan informasi terkini mengenai gempa bumi dan potensi tsunami yang dapat menyertainya.
Kejadian gempa ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama di negara seperti Indonesia yang memiliki aktivitas seismik tinggi. Masyarakat dan pemerintah harus bekerjasama erat dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan tanggap terhadap bencana.