Harga Minyak Dunia Turun Pasca The Fed Pangkas Suku Bunga

Jumat, 19 September 2025 | 08:10:35 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Pasca The Fed Pangkas Suku Bunga

JAKARTA - Pasar minyak global mencatat penurunan harga pada perdagangan Kamis, 18 September 2025, menanggapi langkah terbaru The Federal Reserve yang memangkas suku bunga acuannya.

Brent turun 13 sen atau 0,19% menjadi US$ 67,82 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS turun 18 sen atau 0,28% menjadi US$ 63,87 per barel pada pukul 04.17 GMT. Pergerakan ini mencerminkan reaksi pasar terhadap sinyal kebijakan moneter yang baru diumumkan.

Pemangkasan suku bunga ini merupakan yang pertama sejak Desember lalu. 

The Fed menekankan bahwa penurunan biaya pinjaman akan berlanjut sepanjang tahun 2025, sehingga pelaku pasar sudah mulai menyesuaikan ekspektasi terhadap permintaan minyak di masa depan. Kondisi ini menciptakan tekanan sementara terhadap harga minyak yang sebelumnya sempat terdorong oleh spekulasi permintaan.

Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova, menjelaskan bahwa biasanya biaya pinjaman yang lebih rendah dapat meningkatkan konsumsi energi dan mendorong harga minyak lebih tinggi. 

Namun, langkah terbaru The Fed beserta petunjuk kemungkinan dua pemangkasan lagi dalam tahun ini, menurutnya, sudah tercermin dalam harga, sehingga efek kenaikan permintaan tidak muncul signifikan.

Claudio Galimberti, Kepala Ekonom dan Direktur Global Analisis Pasar di Rystad Energy, menambahkan bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed menunjukkan bahwa risiko terhadap ekonomi, terutama dari sisi pengangguran, dinilai lebih tinggi dibanding tekanan inflasi. 

Pernyataan ini menegaskan bahwa kebijakan moneter saat ini lebih memprioritaskan stabilitas lapangan kerja dibanding menjaga inflasi tetap rendah.

Kondisi pasar minyak juga dipengaruhi oleh kelebihan pasokan dan lemahnya permintaan bahan bakar di Amerika Serikat. Data Badan Informasi Energi AS menunjukkan penurunan tajam persediaan minyak mentah minggu lalu, karena impor bersih turun ke level terendah sepanjang sejarah, sementara ekspor mencapai rekor tertinggi hampir dua tahun. Faktor ini menambah kompleksitas pergerakan harga di pasar global.

Dengan adanya pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin ke kisaran 4,00%-4,25%, The Fed mengisyaratkan adanya pemotongan tambahan pada pertemuan Oktober dan Desember. 

Langkah ini dilakukan untuk meredam kekhawatiran terkait meningkatnya angka pengangguran di berbagai kelompok masyarakat di AS, termasuk pekerja muda, kelompok kulit hitam, dan jam kerja mingguan yang menyusut.

Selain faktor ekonomi, tekanan politik turut memengaruhi keputusan The Fed. Presiden Donald Trump telah lama mendesak pemangkasan suku bunga secara agresif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Meskipun demikian, penurunan yang diberikan oleh The Fed masih jauh dari tingkat yang diharapkan oleh presiden, menimbulkan spekulasi mengenai langkah kebijakan selanjutnya.

Secara keseluruhan, penurunan harga minyak dunia kali ini merupakan kombinasi dari ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga, kondisi pasokan dan permintaan di AS, serta sentimen politik yang memengaruhi keputusan moneter. 

Para analis memperkirakan volatilitas masih akan tinggi hingga kebijakan The Fed berikutnya diumumkan.

Meski penurunan harga terlihat minor, dampaknya tetap signifikan bagi pelaku industri energi, baik dari sisi produksi maupun perdagangan. Kondisi ini juga mempengaruhi strategi investasi jangka pendek di pasar komoditas, di mana para pedagang mulai menyesuaikan portofolio mereka untuk menghadapi tren suku bunga yang menurun.

Para investor dan pelaku pasar terus mencermati perkembangan indikator ekonomi AS, termasuk data tenaga kerja dan konsumsi energi, sebagai acuan untuk menilai tren harga minyak global. Kombinasi faktor domestik dan internasional diprediksi akan menentukan arah pergerakan harga hingga akhir tahun ini.

Dengan demikian, penurunan harga minyak kali ini bukan sekadar reaksi terhadap pemangkasan suku bunga, tetapi juga hasil interaksi kompleks antara kebijakan moneter, dinamika pasokan dan permintaan, serta faktor politik yang membayangi keputusan The Fed.

Terkini

5 Jenis Minuman Rileks Alami untuk Redakan Stres Sehari-hari

Jumat, 19 September 2025 | 10:49:04 WIB

Panduan Lengkap 8 Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pria

Jumat, 19 September 2025 | 10:49:00 WIB

Inspirasi 8 Gaya Fashionable Lola Tung yang Stylish

Jumat, 19 September 2025 | 10:48:58 WIB